Senin, 11 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hayat Tahrir al-Sham Berniat Sebarkan Material Beracun di Aleppo dan Idlib

Kantor berita Rusia RIA NOVOSTI melaporkan operasi berbahaya yang direncanakan akan dilakukan militan di Suriah dengan menggunakan bahan beracun.

Editor: Muhammad Barir
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Pejuang antipemerintah mengibarkan bendera oposisi di kota Aleppo di utara Suriah pada tanggal 30 November 2024. Para jihadis dan sekutu mereka yang didukung Turki menerobos kota kedua Suriah, Aleppo, pada tanggal 29 November, saat mereka melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah yang didukung Iran dan Rusia. (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP) 

Sumber-sumber lokal mengatakan kepada kantor berita Rusia Sputnik pada saat itu bahwa sifat kontainer, bentuknya, dan moda pengangkutannya semuanya menunjukkan bahwa kontainer-kontainer itu digunakan untuk menyimpan bahan beracun dan gas yang berpotensi beracun.

Menurut sumber, pengiriman yang sama ini disimpan di fasilitas penyimpanan pada musim dingin.

 


Serigala Putih Ukraina Bergabung dengan Hay'at Tahrir al-Sham

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan pejuang Ukraina berada di garis depan di Aleppo dan Hama, dengan beberapa gambar menggambarkan operasi militer dan misi pengintaian.

Beberapa sumber telah mengonfirmasi keterlibatan langsung Ukraina dengan Hay'at Tahrir al-Sham (sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra), sebuah kelompok yang diklasifikasikan sebagai organisasi militan, dalam pertempuran yang sedang berlangsung melawan tentara Suriah di garis depan Aleppo, Hama, dan Idlib.

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan pejuang Ukraina di garis depan di Aleppo dan Hama, dengan beberapa gambar menggambarkan operasi militer dan misi pengintaian.

Laporan awal menunjukkan bahwa unit Ukraina yang beroperasi di Suriah merupakan bagian dari kelompok White Wolf, yang berafiliasi dengan Dinas Keamanan Ukraina (SBU). 

Unit khusus ini dikenal karena keahliannya dalam mengembangkan dan menyebarkan kendaraan udara tak berawak (UAV), dan memainkan peran penting dalam menyerang pasukan Rusia dengan pesawat nirawak di garis depan Ukraina.

Unit tersebut dilaporkan mengendalikan seluruh rangkaian sistem persenjataan pesawat tak berawak.

Dilengkapi dengan teknologi pengintaian canggih, operasi unit ini diawali dengan pengumpulan intelijen mengenai target sebelum melancarkan serangan tepat, sering kali berkoordinasi dengan tim penembak jitu.

Foto-foto tentara Ukraina di Suriah semakin menunjukkan peran penting dalam penggunaan pesawat tanpa awak canggih dalam pertempuran melawan pasukan Suriah—suatu kemampuan yang tidak dimiliki Hay'at Tahrir al-Sham dalam beberapa tahun terakhir.

Intelijen Ukraina dan persenjataan terlibat dalam serangan terkoordinasi di Aleppo
Dalam perkembangan terkait, sumber-sumber mengungkapkan bahwa kesepakatan telah dicapai sebelum serangan di Aleppo antara Hay'at Tahrir al-Sham dan intelijen Ukraina. 

Kesepakatan tersebut dilaporkan menghasilkan pembebasan tentara bayaran—keturunan Georgia, Chechnya, dan Albania—dari penjara al-Jolani, yang kemudian diintegrasikan ke dalam unit Ukraina yang ditempatkan di Suriah barat laut.

Kemarin, sebuah sumber Suriah yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, seperti dikutip kantor berita Rusia RIA Novosti , bahwa "serangan oleh militan Hayat Tahrir al-Sham terhadap Aleppo di Suriah utara dilakukan dengan melibatkan Ukraina dan Amerika Serikat, dengan memanfaatkan teknologi canggih."

Sumber tersebut menekankan bahwa "ini menandai pertama kalinya komunikasi tentara Suriah mengalami gangguan yang signifikan."

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan