Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Suriah

Rusia Jalin Dialog dengan Oposisi Suriah, Upaya Pertahankan Pangkalan Militer Pasca Jatuhnya Assad

Rusia telah menjalin komunikasi dengan oposisi Suriah untuk berusaha menjaga stabilitas dan mempertahanan pangkalan militer Moskow di Suriah.

X/Twitter
Foto satelit pada tanggal 5 Desember sebelum Assad runtuh menunjukkan Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Tartus Suriah 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah menjalin komunikasi dengan oposisi Suriah atau komite politik Hayat Tahrir al-Sham (HTS) untuk berusaha menjaga stabilitas dan mempertahanan pangkalan militer Moskow di Suriah.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov pada hari Kamis (12/12/2024).

Menjalin komunikasi dengan HTS bagi Rusia adalah untuk memastikan bahwa kelompok yang menggulingkan mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad ini telah memenuhi komitmennya dalam menjaga stabilitas Suriah.

Mulai dari menjaga ketertiban, mencegah segala hal yang tidak diinginkan dan menjamin keselamatan diplomat dan warga negara asing.

"Rusia berharap kelompok itu akan memenuhi janjinya untuk menjaga dari semua ekses, menjaga ketertiban, dan memastikan keselamatan diplomat dan warga asing lainnya," kata Bogdanov, dikutip dari Al-Arabiya.

Tidak hanya membahas soal stabilitas Suriah, Rusia juga dikabarkan meminta HTS untuk tetap mempertahankan kehadiran militernya di negara tersebut.

Diketahui, Rusia memiliki 2 pangkalan militer di Suriah yaitu pangkalan angkatan laut di Tartous dan Pangkalan Udara Khmeimim di dekat kota pelabuhan Latakia.

"Pangkalan-pangkalan itu masih ada, atas permintaan Suriah, dengan tujuan memerangi teroris dari ISIS. Belum ada keputusan lain yang diambil saat ini," kata Bogdanov, dikutip dari Al Mayadeen.

Menurutnya, perang melawan sisa-sisa ISIS belum dapat terselesaikan dalam waktu dekat ini.

Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa adanya pangkalan militer Rusia dapat membantu memerangi ISIS.

 "Perang ini membutuhkan upaya kolektif, dan dalam konteks ini, kehadiran kita, khususnya di pangkalan Khmeimim, telah memainkan peran penting dalam memerangi terorisme internasional," imbuhnya.

Rusia Tetap Pantau Situasi Suriah pasca Jatuhnya Rezim Assad

Baca juga: Setelah Rezim Assad Runtuh di Suriah, Putin Mengalihkan Fokus ke Perang Melawan Ukraina

Seperti diketahui, Al-Assad telah digulingkan oleh kelompok oposisi dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu.

Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

Meski pemerintahan Assad telah runtuh, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa Rusia tetap akan memantau keadaan di Suriah.

"Pengunduran diri Assad dari proses pemenuhan tugas kepala negara adalah keputusan pribadinya. Sisanya akan dibiarkan tanpa komentar," jelasnya kepada wartawan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan