Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Suriah

Strategi HTS untuk Gulingkan Assad: Teknologi Modern dan Serangan Besar-besaran

Setelah jatuhnya Assad, HTS berencana membangun pemerintahan baru dan menghadapi tantangan kompleks.

Aljazeera/Mahmoud Hassano/Reuters
Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Julani berbicara kepada orang banyak di Masjid Ummayad di Damaskus, setelah pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, pada Minggu, 8 Desember 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok pemberontak di Suriah, khususnya Hayat Tahrir al-Sham (HTS), telah menyusun strategi untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan setelah jatuhnya rezim Assad yang telah berkuasa selama lebih dari 54 tahun, Abu Hassan al-Hamwi, Kepala Sayap Militer HTS, mengungkapkan bahwa rencana ini sudah berlangsung selama setahun terakhir.

Mereka menggunakan teknologi modern, termasuk pesawat tak berawak, dan melakukan koordinasi yang ketat antar kelompok oposisi.

"Kami mempelajari musuh secara menyeluruh, menganalisis taktik mereka, dan menggunakan wawasan ini untuk mengembangkan kekuatan kami," ungkap al-Hamwi seperti yang dikutip dari The Guardian.

Bagaimana HTS Meningkatkan Kapasitas Tempurnya?

Sejak 2019, HTS telah berusaha untuk mengorganisir para pejuang dari kelompok oposisi yang tidak terstruktur menjadi kekuatan tempur yang disiplin.

Al-Hamwi menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersatu serta pengendalian yang kuat atas pertempuran.

Setelah kehilangan sejumlah wilayah, semua faksi revolusioner mulai menyadari situasi yang krusial ini.

HTS pun mengambil langkah-langkah untuk memproduksi persenjataan dan kendaraan mereka sendiri agar dapat bersaing dengan angkatan udara yang didukung oleh Rusia dan Iran.

Mereka bahkan membentuk unit drone yang sangat efektif, termasuk pesawat nirawak bunuh diri yang dikenal sebagai Shahin.

Apa Strategi HTS untuk Memulai Serangan?

Pada akhir November 2024, HTS mengambil langkah besar dengan meluncurkan operasi besar-besaran yang dimulai dari serangan ke Aleppo pada 29 November.

Al-Hamwi menegaskan, "Kami memiliki keyakinan bahwa Damaskus tidak akan jatuh sampai Aleppo jatuh." Keberhasilan merebut Aleppo mendorong HTS untuk melanjutkan serangan ke Hama dan Homs dengan cepat.

Awalnya, pemberontak di selatan direncanakan untuk menunggu hingga Homs jatuh, tetapi akhirnya mereka melancarkan serangan lebih awal dan berhasil mendorong tentara Suriah keluar dari Daraa serta mencapai Damaskus.

Momentum pemberontak tampak tak terbendung setelah jatuhnya Aleppo.

Apa yang Terjadi Setelah Jatuhnya Rezim Assad?

Pada 8 Desember 2024, Bashar al-Assad meninggalkan negaranya.

Al-Hamwi, yang sebelumnya adalah seorang insinyur pertanian, bersiap untuk berperan dalam pemerintahan sipil baru.

Namun, dia menyadari bahwa membangun negara baru tidaklah mudah dan harus memperhitungkan kekhawatiran dari kelompok minoritas agama.

"Kami menegaskan bahwa kaum minoritas di Suriah adalah bagian dari negara dan memiliki hak untuk menjalankan ritual, pendidikan, dan layanan mereka seperti warga negara Suriah lainnya," tegasnya.

Apa Tantangan yang Dihadapi Suriah ke Depan?

Dengan rencana yang telah dipersiapkan selama setahun, masa depan Suriah kini berada di persimpangan, menjanjikan harapan akan perubahan yang lebih baik di tengah tantangan yang kompleks.

Bagaimana Situasi di Suriah Saat Ini?

Di sisi lain, konflik Suriah masih berlanjut.

Ledakan besar terdengar di Damaskus pada 13 Desember 2024, yang ternyata berasal dari serangan udara Israel yang menargetkan instalasi militer.

Duta Besar Suriah untuk PBB telah mengirimkan surat yang menyesalkan agresi Israel.

Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, mengatakan bahwa serangan Israel meningkatkan ketegangan di kawasan.

Sementara itu, terdapat laporan tentang pasukan Rusia yang menarik diri dari Suriah, menunjukkan adanya pergeseran kekuatan di wilayah tersebut.

Dengan berbagai dinamika yang berlangsung, termasuk peran baru pemerintah sementara Suriah dan keterlibatan AS, masa depan negara ini tetap sangat tidak pasti.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved