Rabu, 20 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Gaza Diumumkan, tapi Netanyahu Sebut Perjanjian Israel dengan Hamas Belum Lengkap

Netanyahu belum mengatakan secara eksplisit apakah dia menerima kesepakatan gencatan senjata perang Gaza.

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
Mahmoud İssa/Anadolu Agency
Warga Palestina di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Utara. Netanyahu belum mengatakan secara eksplisit apakah dia menerima kesepakatan gencatan senjata perang Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas masih belum lengkap dan rincian akhir sedang disusun.

Pada Rabu (15/1/2025), Amerika Serikat (AS) dan Qatar mengumumkan kesepakatan gencatan senjata perang di Gaza.

Kesepakatan tersebut akan menghentikan perang yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza dan membuka jalan bagi puluhan sandera untuk pulang.

Sebanyak 33 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.

Dua sumber yang dekat dengan Hamas sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.

Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan ratusan orang akan dibebaskan.

Meski begitu, Benjamin Netanyahu belum mengatakan secara eksplisit apakah dia menerima kesepakatan yang diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dan Presiden AS Joe Biden.

"Pernyataan resmi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan dikeluarkan hanya setelah rincian akhir perjanjian selesai, yang saat ini sedang dikerjakan," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Kamis (16/1/2025), dilansir Arab News.

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Saat ini kesepakatan apa pun masih perlu disetujui oleh Kabinet Israel, meskipun mereka kemungkinan besar akan menyetujuinya.

Jika kesepakatan itu disetujui, kesepakatan itu akan berlangsung dalam tiga tahap:

Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, Hamas Ucapkan Terima Kasih kepada Iran, Hizbullah, hingga Houthi Yaman

Tahap Pertama

Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

Dikutip dari AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

  • Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
  • Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
  • Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
  • Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
  • Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

Tahap Kedua

Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

  • Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
  • Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
  • Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
  • Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
  • Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan