Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Setuju Usulan Mesir Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Mau Bebaskan 10 Sandera Israel
Usulan Mesir yang bertindak sebagai mediator perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Hamas dan Israel diterima Hamas.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Hamas Setuju Usulan Mesir Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Mau Bebaskan 10 Sandera Israel
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas mengumumkan pada Senin (18/8/2025) kalau mereka menerima proposal dan usulan terbaru Mesir untuk gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan di Jalur Gaza.
Hal ini menandai terobosan potensial dalam upaya untuk menghentikan perang yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Koresponden Axios, Barak Ravid melaporkan kalau Hamas menyampaikan tanggapan resminya mengenai kesepakatan tawanan tersebut kepada perdana menteri Qatar selama pertemuan di Mesir pada Senin malam.
Baca juga: Israel Krisis Parah Personel Militer, IDF Bentuk Batalyon Tempur dari Orang Lanjut Usia
Rincian Proposal
Menurut para pejabat yang terlibat negosiasi, usulan Mesir soal gencatan senjata tersebut mengemukakan beberapa poin penting:
- Gencatan senjata selama 60 hari.
- Pembebasan 10 tawanan oleh Hamas.
- Masuknya bantuan kemanusiaan dalam skala besar ke Gaza.
- Koridor aman untuk konvoi bantuan.
Penarikan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dari wilayah yang dimasuki setelah runtuhnya gencatan senjata sebelumnya pada tanggal 2 Maret.

Langkah Selanjutnya
Setelah Hamas menyetujuinya, usulan tersebut akan disampaikan kepada pemerintah Israel melalui Washington, dalam upaya untuk menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar menerima persyaratan dan menghentikan rencana serangan militer di Kota Gaza.
Mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat diperkirakan akan memberikan jaminan kepada Hamas sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Masa gencatan senjata juga akan membuka pintu bagi negosiasi lebih lanjut di bawah tekanan Amerika Serikat, dengan tujuan mencapai penyelesaian akhir untuk mengakhiri perang, termasuk pengaturan untuk The Day After atau "hari berikutnya" setelah perang berakhir.
Kata Donald Trump
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan di platform Truth Social miliknya, yang menegaskan kalau pembebasan tawanan yang tersisa hanya akan terjadi jika Hamas dikalahkan secara telak.
"Kita baru akan melihat kembalinya para sandera yang tersisa ketika Hamas dikonfrontasi dan dihancurkan!!! Semakin cepat ini terjadi, semakin besar peluang keberhasilannya," tulis Trump.
Trump menambahkan, "Ingat, sayalah yang bernegosiasi dan membebaskan ratusan sandera ke Israel (dan Amerika!). Sayalah yang mengakhiri 6 perang, hanya dalam 6 bulan. Sayalah yang MENGHANCURKAN fasilitas nuklir Iran. Bermainlah untuk MENANG, atau jangan bermain sama sekali!"
Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya upaya diplomatik dan tekanan internasional untuk mengamankan gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza.

Kecam Kunjungan Netanyahu ke Ramallah
Hamas juga mengecam keras kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke permukiman Ofra, yang dibangun di tanah Palestina di timur laut Ramallah, dan menggambarkannya sebagai cerminan dari “agenda permukiman agresif”.
Hamas menyebut, aksi Netanyahu ini sebagai pembangkangan terang-terangan terhadap resolusi internasional yang mengecam aktivitas permukiman.
Konflik Palestina Vs Israel
Pemerintah Australia Melarang Anggota DPR Israel Berkunjung ke Negaranya |
---|
Panglima Israel Eyal Zamir Setuju Rencana Pendudukan Gaza, Ini Rencana IDF |
---|
Demonstrasi Terbesar di Israel Sejak 2023, Menuntut Setop Perang Gaza |
---|
Setengah Juta Warga Israel Turun ke Jalan, Tuntut Perang Gaza Diakhiri dan Gencatan Senjata |
---|
Eks Kepala Intelijen: 50 Warga Palestina Wajib Mati untuk Gantikan 1 Orang Israel yang Tewas |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.