Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ratusan Ribu Warga Gaza kembali ke Utara, Ben-Gvir: Hamas Menang Mutlak, Israel Menyerah Sepenuhnya

Menteri ekstremis Israel Ben-Gvir menyatakan kembalinya ratusan ribu warga Gaza bukanlah kemenangan mutlak, melainkan penyerahan diri Israel

tangkap layar/Presstv
Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. 

Kini, Hamas masih ada dan target perang lainnya Israel untuk memulangkan para sandera Israel di tangan Hamas masih jauh dari kata tuntas.  

Ben-Gvir melanjutkan, "kembalinya penduduk ke Jalur Gaza utara adalah gambaran kemenangan Hamas dan bagian memalukan lainnya dari kesepakatan gencatan senjata tersebut."

"Tentara kita (IDF) tidak berperang atau mengorbankan hidup mereka di Jalur Gaza untuk membiarkan gambar-gambar ini terjadi," kata Ben-Gvir, sewot.

Arbel Yehud, salah satu wanita yang masih ditahan oleh Hamas dan akan dibebaskan pada Sabtu (1/2/2025) depan. Hamas mengklasifikasikan Arbel Yehud sebagai tentara wanita Israel yang dilatih di bidang astronomi.
Arbel Yehud, salah satu wanita yang masih ditahan oleh Hamas dan akan dibebaskan pada Sabtu (1/2/2025) depan. Hamas mengklasifikasikan Arbel Yehud sebagai tentara wanita Israel yang dilatih di bidang astronomi. (Newsx)

 Hamas Akan Bebaskan Arbel Yehud

Kembalinya warga Gaza ini bisa dilakukan setelah  Hamas, mengumumkan penundaan pembebasan Arbel Yehud, seorang tahanan Israel, hingga pertukaran tahanan selanjutnya yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Keputusan ini muncul setelah sebelumnya Hamas berhasil membebaskan empat tentara wanita Israel sebagai bagian dari pertukaran tahanan kedua pada 25 Januari 2025.

Mengapa Pembebasan Arbel Yehud Ditunda?

Hamas menunda pembebasan Arbel Yehud karena mengklasifikasikan dia sebagai tentara wanita Israel yang dilatih di bidang astronomi.

Di sisi lain, Israel menyatakan bahwa Arbel Yehud merupakan warga sipil dan menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata yang mengharuskan pembebasan warga sipil terlebih dahulu.

"Arbel Yehud adalah seorang wanita militer Yahudi yang dilatih dalam program luar angkasa tentara Israel," ungkap sumber resmi dari Gerakan Jihad Islam, faksi yang menahan Arbel Yehud.

Sumber dari Hamas juga mengonfirmasi bahwa Arbel Yehud masih hidup dan akan dibebaskan sesuai dengan ketentuan kesepakatan pertukaran.

"Para mediator memberi tahu kami bahwa Arbel Yehud masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan," kata sumber tersebut.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza tidak boleh memasuki wilayah Jalur Gaza utara hingga Arbel Yehud dibebaskan.

"Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, kami tidak akan mengizinkan penduduk Gaza masuk ke Jalur Gaza utara sampai ada pengaturan untuk pembebasan Arbel Yehud," ujar kantor Netanyahu.

Juru bicara tentara Israel, Daniel Hagari, menuduh Hamas tidak mematuhi perjanjian yang telah disepakati.

Baca juga: Klaim Israel Dipatahkan, 4 Tentara Wanita yang Dibebaskan dalam Keadaan Sehat dan Bahagia

"Kami akan berupaya mengembalikan mereka yang ditahan dan kami berkomitmen untuk itu," tegasnya.

Arbel Yehud, 29 tahun, ditangkap oleh Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, dalam Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan pada 7 Oktober 2023.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan