Bagaimana China membuat DeepSeek di tengah hadangan AS?
Bagaimana perusahaan China yang hanya diketahui sedikit orang bisa membuat model AI yang canggih di tengah hadangan AS?
Padahal, jauh sebelum larangan tersebut, DeepSeek memperoleh "stok chip yang cukup banyak" seperti chip Nvidia A100 yang berjumlah 10.000 hingga 50.000 unit, sebagaimana diberitakan MIT Technology Review.
Model AI terkemuka di Barat diperkirakan menggunakan sekitar 16.000 chip canggih. Tetapi DeepSeek mengatakan mereka melatih model AI mereka menggunakan 2.000 chip canggih ditambah ribuan chip kelas bawah. Inilah yang membuat produk mereka lebih murah.
Para ahli mengatakan larangan AS membawa tantangan dan peluang bagi industri AI China.
Hal itu telah "memaksa perusahaan-perusahaan China seperti DeepSeek untuk berinovasi" sehingga mereka dapat melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit, kata Marina Zhang, seorang profesor asosiasi di University of Technology Sydney.
"Meskipun pembatasan ini menimbulkan tantangan, mereka juga memacu kreativitas dan ketahanan, sejalan dengan tujuan kebijakan China yang lebih luas untuk mencapai kemandirian teknologi."
China diketahui telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi tinggi—mulai dari baterai yang mendukung kendaraan listrik dan panel surya, hingga AI.
Hal ini membuat China menjadi negara adidaya teknologi.
Di sisi lain pembatasan pasokan chip yang diterapkan Washington membuahkan tantangan bagi Beijing.
Peluncuran model baru DeepSeek pada 20 Januari, bertepatan dengan pelantikan presiden AS yang baru, adalah sesuatu yang disengaja, menurut Gregory C Allen, seorang ahli AI di Center for Strategic and International Studies.
"Waktu dan cara penyampaiannya. Pemerintah China ingin semua orang memikirkan itu—bahwa kontrol ekspor tidak berfungsi dan Amerika bukanlah pemimpin global dalam AI," kata Mr. Allen, mantan direktur strategi dan kebijakan di US Department of Defense Joint Artificial Intelligence Center.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah membina bakat di sektor AI, memberikan beasiswa dan hibah penelitian, serta mendorong kemitraan antara universitas dan industri.
Menurut Zhang, National Engineering Laboratory for Deep Learning dan inisiatif yang didukung negara lainnya telah membantu melatih ribuan spesialis AI.
Hasilnya China memiliki banyak insinyur berbakat untuk direkrut.
Talenta muda
Para pengamat dari negara-negara Barat kerap luput mengamati "lahirnya generasi baru pengusaha yang mengedepankan penelitian mendasar dan pengembangan teknologi jangka panjang daripada sekadar mengincar profit secara cepat."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.