Gunakan WhatsApp, Banyak Jurnalis Jadi Target Serangan Spyware Israel, Ini Modusnya
Sejumlah jurnalis dan anggota LSM pengguna aplikasi perpesanan WhatsApp diduga ditargetkan oleh perusahaan spyware Israel bernama Paragon Solutions.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Nuryanti
John Scott-Raillton, seorang peneliti senior di Citizen Lab, berkata serangan spyware itu bisa “mengubah ponsel menjadi mata-mata”.
“Ketika sebuah ponsel terinfeksi, operator spyware itu bisa melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukan pengguna di ponsel,” kata Scott-Railton.
Dia menyebut operator itu bisa mengakses pesan terenkripsi, riwayat percakapan, foto, memo, kontak, dan bahkan mendapatkan kata sandi. Di samping itu, operator bisa diam-diam mengaktifkan mikrofon atau menghidupkan kamera.
Kasus ini bukan kasus pertama kalinya perusahaan Israel memata-matai pengguna WhatsApp.
Pada tahun 2019 WhatsApp pernah menggugat perusahaan Israel bernama NSO Group yang diduga membantu pemerintah Israel meretas ponsel. Ada ribuan orang yang ponselnya diretas, mulai dari jurnalis, diplomat, hingga pejabat senior pemerintah.
Pada bulan Desember 2019 hakim pengadilan di AS akhirnya mengeluarkan keputusan yang mendukung WhatsApp.
Natlia Krapiva, seorang penasihat hukum bidang teknologi di organisasi nirlaba Access Now, mengatakan serangan terhadap jurnalis dan anggota LSM makin sering terjadi.
“Sejak WhatsApp memberitahu para korban NSO tahun 2019, kami sudah melihat banyak sekali gugatan, sanksi, dan dampak lain dari industri ini,” kata Krapiva.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.