Sabtu, 16 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Sudah Mau Bebaskan 3 Sandera, Israel Ngotot Minta Lebih Banyak Tahanan Dibebaskan

Hamas akhirnya sudah mau membebaskan sandera Israel sesuai dengan tuntutan pada Sabtu (15/2/2025) besok. Tapi Israel menuntut lebih. 

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Febri Prasetyo
Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan sandera Israel, Eli Sharabi, dengan seragam coklat didampingi oleh anggota Brigade Al-Qassam di atas panggung selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, dengan imbalan 183 tahanan Palestina. Hamas akhirnya mau kembali membebaskan sandera pada Sabtu (15/2/2025) besok, tetapi Israel ngotot meminta lebih banyak tahanan dibebaskan. 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas akhirnya mau membebaskan sandera Israel kembali setelah sempat memanas akibat saling tuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Diperkirakan Hamas akan membebaskan tiga sandera pada Sabtu (15/2/2025) besok.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani diperkirakan akan mengirimkan daftar tiga nama sandera tersebut kepada Kepala Mossad, David Barnea.

Pembebasan sandera oleh Hamas ini diharapkan akan menyelesaikan krisis yang mengancam akan menggagalkan gencatan senjata yang sudah rapuh.

Dikutip dari The Jerusalem Post, Hamas menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Kelompok itu juga menegaskan bahwa mereka akan terus membebaskan sandera "sesuai dengan jadwal", yang berarti hanya tiga sandera pada hari Sabtu.

Hal ini bertentangan dengan tuntutan Presiden AS Donald Trump untuk membebaskan "semua sandera" dan beberapa seruan oleh pejabat Israel untuk membebaskan kesembilan sandera yang masih hidup dan seharusnya dibebaskan selama sisa fase pertama kesepakatan.

Sebelumnya, Hamas mengklaim Israel belum mengizinkan semua bantuan kemanusiaan yang disepakati untuk memasuki Gaza sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.

Bahkan, menurut Hamas, Israel juga belum mengizinkan cukup banyak warga Palestina yang terpaksa pindah ke selatan untuk kembali ke utara.

Sementara itu, Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian, termasuk pada Kamis malam ketika militer mengatakan Hamas telah menembakkan roket dari Gaza yang mendarat di daerah kantong itu.

Hamas, yang dipimpin oleh Kepala Biro Politik Khalil Al-Hayya sedang mengunjungi Kairo untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat keamanan Mesir.

Baca juga: Israel Bersiap Terima 3 Nama Sandera yang akan Dibebaskan Hamas Sabtu Besok

Mereka mengatakan bahwa mediator Mesir dan Qatar akan terus berupaya “untuk menghilangkan hambatan dan menutup kesenjangan.”

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dijadwalkan tiba di kawasan tersebut, termasuk Israel, pada hari Sabtu.

Sebuah sumber diplomatik mengatakan kepada Post bahwa ada kemungkinan Steve Witkoff, utusan Trump untuk Timur Tengah, akan berkunjung dalam beberapa hari mendatang.

Dua pejabat mengatakan kepada Post bahwa tujuan saat ini adalah untuk mempercepat pembebasan sembilan sandera yang masih hidup.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan