Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

50.000 Orang Dilaporkan Hilang dalam Perang Ukraina yang Berlangsung Hampir 3 Tahun

Laporan dari Komite Palang Merah Internasional mengungkapkan, hampir 50.000 orang hilang sejak perang dimulai pada Februari 2022.

Akun resmi Zelensky di X, @ZelenskyyUa
PROSES EVAKUASI KORBAN - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Staf Militer Ukraina yang diunggah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di X pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan tim penyelamat sedang mengevakuasi korban jiwa di reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran serangan Rusia pada Rabu (29/1/2025) malam. Komite Palang Merah Internasional mengungkapkan hampir 50.000 orang hilang sejak perang dimulai pada Februari 2022. 

Pada 12 Februari 2025, Trump mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, meminta untuk memulai pembicaraan agar perang ini bisa segera berakhir.

Macron Ingin Eropa Gelar Pertemuan, Bahas Perdamaian Ukraina

Dalam perkembangan lain, terkait situasi di Ukraina, pada Sabtu (15/2/2025) malam, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengusulkan diadakannya pertemuan darurat antara para pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

Pertemuan ini diadakan karena meningkatnya kekhawatiran atas upaya Presiden AS, Donald Trump untuk menguasai proses perdamaian Ukraina, The Guardian melaporkan.

Pertemuan tersebut, yang kemungkinan akan berlangsung pada Senin (17/2/2025), diharapkan akan membahas beberapa isu penting.

Salah satunya adalah upaya Amerika Serikat untuk mengecualikan para pemimpin Eropa dari perundingan perdamaian Ukraina.

Selain itu, pertemuan ini juga akan membahas posisi yang harus diambil oleh Eropa, terkait keanggotaan Ukraina di NATO di masa depan.

Mereka juga akan mencari cara agar Ukraina dapat diberikan jaminan keamanan, baik melalui NATO maupun melalui beberapa kekuatan Eropa.

Finlandia Desak Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Omongan

Presiden Finlandia, Alexander Stubb, menegaskan Eropa harus lebih banyak bertindak daripada hanya berbicara.

Hal ini ia ungkapkan menyusul kekhawatiran tentang potensi dikucilkannya Eropa dari perundingan terkait Ukraina.

"Tidak mungkin kita bisa berdiskusi atau bernegosiasi tentang Ukraina, masa depan Ukraina, atau struktur keamanan Eropa, tanpa melibatkan pihak Eropa," kata Stubb kepada wartawan di Munich.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya Eropa untuk bertindak bersama dalam menghadapi isu ini. "Eropa perlu bertindak bersama," tegas Stubb.

Jerman: Butuh Jaminan Kedaulatan Ukraina untuk Perdamaian

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan perang antara Ukraina dan Rusia hanya bisa berakhir dengan perdamaian jika kedaulatan Ukraina terjamin.

"Solusi apapun yang mengarah pada pemisahan keamanan Eropa dan Amerika tidak akan kami terima. Hanya satu orang yang akan diuntungkan dari ini: Presiden Putin," kata Scholz pada Sabtu (15/2/2025).

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan