Konflik Palestina Vs Israel
Diklaim Bukan Shiri Bibas, Netanyahu Tuding Hamas Serahkan Jenazah yang Tak Diketahui Identitasnya
Netanyahu menuduh Hamas menempatkan jenazah seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, dan bukan jenazah sandera Shiri Bibas.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan membuat Hamas 'membayar' karena gagal membebaskan jenazah sandera Shiri Bibas sesuai kesepakatan.
Pernyataan itu muncul setelah para ahli Israel mengatakan, satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas pada Kamis (20/2/2025), adalah seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya dan bukan Shiri Bibas, yang kedua putranya, Kfir dan Ariel, diserahkan dan diidentifikasi.
Netanyahu menuduh Hamas bertindak "dengan cara yang sangat sinis" dengan menempatkan jenazah seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah.
Netanyahu lantas menyebut jenazah yang diserahkan Hamas bukan Shiri Bibas, yang diculik bersama kedua putranya dan suaminya, Yarden, selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami - baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal - dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini," katanya dalam sebuah pernyataan video, Jumat (21/2/2025), dilansir Al Arabiya.
Hamas belum mengeluarkan komentar publik sejauh ini mengenai tuduhan Israel, yang mengancam akan menggagalkan perjanjian gencatan senjata yang rapuh, yang dicapai dengan dukungan AS dan bantuan mediator Qatar dan Mesir bulan lalu.
Diberitakan Arab News, selama serangan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, Hamas memfilmkan dan kemudian menyiarkan rekaman yang menunjukkan penculikan keluarga Shiri Bibas dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza.
Ariel saat itu berusia empat tahun, sedangkan Kfir adalah sandera termuda yang baru berusia sembilan bulan.
Ayah mereka, yang juga ditangkap selama serangan itu, dibebaskan awal bulan ini.
Sandera tua yang jenazahnya dikembalikan pada hari Kamis, diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz, seorang jurnalis veteran dan pembela hak-hak Palestina sejak lama.
Militan Palestina menggelar upacara untuk mengembalikan keempat jenazah di bekas pemakaman di kota Khan Yunis, Gaza selatan.
Baca juga: Usulan Mesir soal Gaza untuk Donald Trump: Redistribusi, Bukan Pemindahan
Pemulangan jenazah tersebut merupakan bagian dari fase awal enam minggu gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
Sejauh ini, Hamas telah menghasilkan pembebasan 19 sandera Israel yang masih hidup dengan imbalan lebih dari 1.100 tahanan Palestina.
Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel
Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja "menghambat pelaksanaan fase kedua" gencatan senjata Gaza.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, telah menuntut segera kembalinya pertempuran di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki setelah tiga bus kosong meledak di sebuah depot parkir dekat Tel Aviv.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.