Konflik Palestina Vs Israel
Sistem AI Milik Kementerian Pendidikan Israel Tolak Anggap Yahya Sinwar 'Teroris'
Sistem AI milik Kementerian Pendidikan Israel menjadi sorotan warga Israel setelah menolak untuk menyebut Yahya Sinwar sebagai "teroris".
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Sistem kecerdasan buatan (AI) milik Kementerian Pendidikan Israel menjadi sorotan warga Israel setelah menolak untuk menyebut mendiang eks Kepala Politbiro Hamas, Yahya Sinwar, sebagai teroris.
Ketika ditanya mengenai aksi Sinwar dan kelompoknya pada 7 Oktober 2023 yang menyerbu Israel, sistem AI tersebut menganggap pertanyaan itu bersifat politis.
Israel memang kerap melabeli para pejuang Hamas sebagai “teroris” meski banyak pihak yang tidak sepakat dengan sudut pandang Israel itu.
Dikutip dari Yedioth Ahronoth, Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch mengumumkan bahwa penggunaan sistem AI tersebut akan ditangguhkan.
Kisch menyatakan, "Banyak keluhan dan laporan tentang masalah yang muncul saat penggunaannya," dalam sebuah konferensi pers pada Jumat, 28 Februari 2025.
Sistem AI yang dinamai "AI for All" dirancang untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam pendidikan di Israel.
Meskipun ditujukan untuk meningkatkan metode pengajaran, banyak guru dan orang tua melaporkan adanya konten yang "tidak pantas" dalam sistem tersebut.
Ketika ditanya tentang Baruch Goldstein, seorang ekstremis yang membunuh 29 warga Palestina, sistem AI menjawab bahwa tindakan Goldstein adalah aksi terorisme.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai tindakan Yahya Sinwar, sistem AI menolak untuk memberikan jawaban dan menyebut pertanyan itu sebagai pertanyaan yang bersifat politis.
Kementerian Pendidikan Israel bekerja sama dengan perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Google, dan Apple dalam mengembangkan sistem pembelajaran ini.
Ratusan ahli dari bidang teknologi tinggi juga direkrut sebagai mentor untuk membantu tim pendidikan sekolah.
Baca juga: Euforia Ramadan di Gaza: Warga Tumpah Ruah Berbelanja di Pasar, Kompak Bersihkan Puing Reruntuhan
Kementerian juga meluncurkan kursus online untuk melatih sukarelawan dalam mengajarkan AI kepada tim pendidikan, dengan harapan siswa dapat belajar mandiri dan bertanggung jawab dalam menggunakan informasi.
BBC Tolak Sebut Pejuang Hamas “Teroris”
Penolakan untuk menyebut para pejuang Hamas sebagai “teroris” juga pernah disampaikan oleh media besar Inggris BBC.
Beberapa hari setelah perang di Gaza meletus, BBC memilih tidak menggunakan istilah teroris dalam memberitakan Hamas.
“Urusan kita ialah menyediakan fakta kepada audiens, dan membiarkan mereka memutuskan sendiri dalam pikiran mereka,” kata John Simpson, seorang editor BBC.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.