Konflik Iran Vs Israel
Tokoh Reformis Iran, Mohammad Javad Zarif Mengundurkan Diri
Mohammad Javad Zarif mengundurkan diri sebagai wakil presiden Iran setelah menghadapi “era paling pahit” dalam 40 tahun karier politiknya.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
Inflasi yang tinggi, turunnya nilai mata uang, dan meningkatnya ketidakstabilan sosial meningkatkan potensi konflik di dalam negeri.
Pejabat-pejabat Iran, yang menganggap AS dan Israel sebagai “musuh” utama, memperingatkan bahwa kerusuhan ini bisa merusak stabilitas negara.
Kebijakan Luar Negeri dan Ketegangan dengan Barat
Sementara itu, kebijakan luar negeri Iran juga sedang berada di titik kritis.
Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan AS setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018.
Ketegangan antara Iran dan Barat semakin memburuk, terutama setelah AS menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan dengan Washington, meskipun Iran terus berupaya mengembangkan program nuklirnya.
Ancaman Perang dan Keamanan Iran
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang merupakan sekutu lama Zarif dan tokoh penting dalam kesepakatan nuklir, memperingatkan akan terjadinya perang habis-habisan jika AS dan Israel mewujudkan ancaman mereka untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Angkatan bersenjata Iran, termasuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), telah mengadakan latihan militer besar-besaran untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam mempertahankan negara dari potensi ancaman luar.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.