Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Setop Pembagian Informasi Intelijen dengan Ukraina, Keunggulan Zelensky di Medan Perang Lenyap?
Amerika menghentikan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina setelah menangguhkan sementara bantuan militer yang dibutuhkan Zelensky.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Zelensky bahkan menulis surat kepada Trump, menyatakan kesiapan Ukraina untuk menandatangani kesepakatan yang memberi hak kepada AS untuk mengeksploitasi sumber daya alam Ukraina.
Meskipun hubungan kedua negara memburuk, ada harapan bahwa dukungan militer dapat dilanjutkan jika negosiasi perdamaian berhasil.
Peran Intelijen AS dalam Serangan Presisi
Intelijen yang diberikan AS kepada Ukraina selama ini sangat berperan penting dalam mendukung serangan presisi terhadap pasukan Rusia.
Misalnya, satelit AS membantu Ukraina memantau pergerakan pasukan Rusia dan memberikan peringatan dini terhadap serangan rudal atau pesawat tak berawak.
Mykhailo Samus, seorang pakar militer Ukraina, menjelaskan bahwa untuk melihat pergerakan pasukan, satelit sangat berguna, dan kemampuan AS dalam hal ini sangat krusial.
Selain itu, intelijen AS juga memainkan peran dalam mengidentifikasi dan menghancurkan sasaran bergerak seperti pusat komando Rusia, termasuk membunuh jenderal.
Tanpa dukungan ini, Ukraina mungkin kesulitan untuk melanjutkan serangan yang lebih strategis terhadap pasukan Rusia.
Peluang untuk Kembali ke Meja Perundingan
Pada Rabu (5/3/2025), Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional AS, mengindikasikan bahwa bantuan militer ke Ukraina mungkin akan dipulihkan jika negosiasi perdamaian dapat dilanjutkan.
Menurut Waltz, jika proses negosiasi mencapai kemajuan dan langkah-langkah membangun kepercayaan dapat dilakukan, maka Presiden Trump mungkin akan mempertimbangkan untuk mencabut penghentian bantuan tersebut.
Selain itu, pemimpin Inggris dan Prancis, Sir Keir Starmer dan Emmanuel Macron, menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja dengan Zelensky dalam rencana perdamaian yang akan disampaikan kepada Trump.
Ini memunculkan spekulasi bahwa ketiga pemimpin tersebut dapat berkunjung ke Washington dalam waktu dekat untuk mempercepat proses perundingan.
Baca juga: Kata Pakar soal Potensi Donald Trump Cabut Sanksi terhadap Rusia: Kemenangan Besar bagi Putin
Meskipun hubungan antara AS dan Ukraina tengah mengalami ketegangan, beberapa analis militer menyatakan bahwa Ukraina sudah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi target-target Rusia melalui sumber terbuka dan intelijen manusia.
Oleh karena itu, meskipun penghentian kerja sama intelijen dengan AS mungkin mengurangi keunggulan militer Ukraina, dampaknya mungkin tidak sebesar yang dibayangkan.
Sementara itu, Inggris dan negara-negara sekutu lainnya diperkirakan akan tetap melanjutkan dukungan intelijen mereka terhadap Ukraina, meskipun AS menghentikan pembagiannya.
Pembatasan ini, jika diperluas lebih jauh, dapat memberikan dampak lebih besar, terutama terhadap informasi strategis yang lebih sensitif.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.