Kamis, 9 Oktober 2025

Indonesia Dikabarkan Mau Borong 42 Unit Jet J-10C China, Apa Kehebatan 'Si Naga Perkasa'?

Niat pembelian puluhan jet tempur Chengdu J-10 China ini menandakan pergeseran kiblat Indonesia dari selama ini ke AS ke China.

DSA/Tangkap Layar
JET BUATAN CHINA - Jet tempur generasi 4,5 Chengdu J-10C buatan China. Pesawat ini dilaporkan diterima oleh Angkatan Udara Mesir pada awal 2025. Belakangan, Indonesia juga dilaporkan mengincar pembelian jet tempur berjuluk Si Naga Perkasa ini. 

Indonesia Dikabarkan Mau Borong 42 Unit Jet J-10C China, Apa Kehebatan 'Si Naga Perkasa'?

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia dikabarkan kembali tertarik untuk membeli jet tempur buatan China, Chengdu J-10C "Vigorous Dragon".

Situs militer dan pertahanan Asia, DSA, dikutip Selasa (7/10/2025) melaporkan, minat Indonesia ini dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan arah jangka panjang strategi pertahanan udara nasional.

Baca juga: Profil dan Spesifikasi Jet Tempur China J-10, Diincar Indonesia, Pernah Jatuhkan Rafale AU India

"Dalam sebuah langkah yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan udara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia sekali lagi menghidupkan kembali minatnya memiliki Chengdu J-10C," tulis laporan itu, dikutip Selasa (10/7/2025).

"Perkembangan ini, yang muncul dari penilaian terperinci oleh Kementerian Pertahanan Indonesia, menggambarkan pendekatan pragmatis Indonesia untuk memodernisasi angkatan udaranya di tengah meningkatnya persaingan regional, meningkatnya tekanan operasional, dan perubahan lanskap ekosistem pertahanan global," papar ulasan tersebut.

Laporan DSA menambahkan, jika pembelian jet ini terealisasi, maka hal itu tidak hanya akan menjadi perubahan besar dalam kebijakan pengadaan militer Indonesia.

"Namun juga (jika benar membeli J-10C) akan menjadi pernyataan simbolis kalau negara dengan populasi terbesar keempat di dunia tersebut siap untuk menjauh dari ketergantungan pada pemasok lama (negara Barat) untuk melindungi otonomi strategisnya sendiri," kata ulasan tersebut.

Trisula Perisai Nusantara dan Modernisasi Armada Udara

Laporan menyebut, inti dari minat Indonesia mengakuisisi J-10C ini terletak pada visi jangka panjang Presiden Prabowo Subianto melalui doktrin Trisula Perisai Nusantara .

"Doktrin tersebut bertujuan untuk menyatukan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Indonesia di bawah kerangka pertahanan terpadu berbasis jaringan digital untuk menghadapi berbagai ancaman multidimensi — mulai dari agresi teritorial di Laut Natuna hingga proyeksi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas," kata laporan itu.

Bagi Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU), visi tersebut diterjemahkan ke dalam upaya mengganti armada yang menua dan terfragmentasi — termasuk F-16 buatan AS, Su-27/Su-30 Flanker Rusia, dan British Aerospace Hawk — dengan pesawat tempur multiperan modern yang mampu melakukan dominasi udara dan misi serangan jarak jauh.

Laporan DSA menyebut, J-10C muncul menjadi opsi ideal modernisasi armada tempur udara karena selain punya kemampuan yang andal juga punya harga yang relatif terjangkau kocek anggaran.

"J-10C, dengan kombinasi biaya yang lebih ekonomis, kelincahan tinggi, dan catatan operasional yang terbukti, muncul sebagai kandidat yang mampu memenuhi persyaratan ini sambil tetap menjaga disiplin keuangan dalam hal anggaran pertahanan negara," tulis laporan tersebut.

Laporan juga mengutip pernyataan dari Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang, juru bicara Kementerian Pertahanan Indonesia.

“TNI AU saat ini sedang mengevaluasi J-10C, karena kami bermaksud memilih hanya platform terbaik untuk menjadi alutsista utama negara dalam menerapkan kebijakan pertahanan saat ini,” Kata Wenas dikutip dari DSA.

Pernyataan tersebut mencerminkan pendekatan hati-hati dan berprinsip yang merupakan inti dari filosofi pengadaan militer Indonesia — yaitu, keseimbangan antara biaya, kemampuan, dan kedaulatan.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved