Konflik Rusia Vs Ukraina
Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian
Volodymyr Zelensky merasa bersyukur karena Uni Eropa berdiri di sisi Ukraina, setelah dirinya sempat cekcok dengan Trump.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Salma Fenty
Pertemuan ini tidak ditujukan untuk segera menambah senjata dan amunisi guna mengisi kekosongan pasokan yang disebabkan oleh pembekuan AS.
Semua negara juga tidak akan setuju untuk membuka blokir aset Rusia yang dibekukan senilai sekitar 183 miliar euro ($196 miliar) yang disimpan di lembaga kliring Belgia, sejumlah uang tunai yang dapat disita.
Meski begitu, orang Eropa menggarisbawahi pentingnya momen tersebut.
Namun mungkin tantangan terbesar bagi UE adalah mengambil sikap bersatu di saat UE terpecah belah, karena sebagian besar tindakan blok tersebut memerlukan dukungan bulat.
Hongaria mengancam akan memveto sebagian pernyataan KTT tentang Ukraina, seperti halnya Perdana Menteri Slowakia Robert Fico.
"Kita harus mengambil keputusan, tidak peduli satu atau dua pihak yang berseberangan setiap saat," kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.
"Jika tidak, sejarah akan menghukum kita dan kita akan membayar harga yang sangat mahal," jelasnya.
Baca juga: Menlu AS: Invasi Putin ke Ukraina adalah Perang Proksi AS vs Rusia

Pertemuan puncak hari Kamis kemungkinan tidak akan menghasilkan keputusan langsung mengenai pengeluaran untuk Ukraina atau pertahanannya sendiri.
Pertemuan puncak Uni Eropa lainnya yang akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keputusan akan diadakan pada 20-21 Maret.
Sebagai informasi, Donald Trump terlibat cekcok dengan Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di depan pers, Jumat (28/2/2025) lalu.
Ketika berada di Gedung Putih, Volodymyr Zelensky mempertanyakan kecondongan Donald Trump ke arah Rusia.
Trump lantas menuduh Zelensky bersikap tidak sopan saat perbedaan pendapat di antara mereka meletus menjadi adu mulut.
Trump bersikeras Zelensky kalah dalam perang Ukraina dan berkata, "orang-orang sekarat, kalian kekurangan tentara."
Meski begitu, Zelensky mengatakan hubungannya dengan Amerika Serikat masih dapat diperbaiki.
Ia tetap optimis, bahkan setelah Donald Trump meneriakinya dalam kemarahan di Gedung Putih, dan menuduhnya menolak berdamai dengan Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.