Konflik Rusia Vs Ukraina
Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian
Volodymyr Zelensky merasa bersyukur karena Uni Eropa berdiri di sisi Ukraina, setelah dirinya sempat cekcok dengan Trump.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Salma Fenty
"Tentu saja," kata Zelensky saat ditanya dalam wawancara Fox News apakah hubungan dengan Trump dapat diselamatkan, Jumat.
"Hubungan AS-Ukraina melibatkan lebih dari dua presiden," katanya.
Zelensky menambahkan, Ukraina sangat membutuhkan bantuan Washington dalam perang melawan militer Rusia yang jauh lebih besar dan lebih bersenjata.
"Akan sulit tanpa dukungan Anda," kata Zelensky di Fox — saluran berita favorit Trump.
Baca juga: Pasukan Putin Serang Kampung Halaman Zelensky, Kota-Kota Ukraina Terancam Diamuk Rudal Rusia
Sementara itu, selama kunjungannya dengan Trump, Zelensky diharapkan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan AS memperoleh akses lebih besar ke mineral tanah jarang Ukraina dan mengadakan konferensi pers bersama.
Namun, rencana itu dibatalkan setelah perbincangan sengit antara para pemimpin di depan awak media.
Tidak jelas apa arti kegagalan itu bagi kesepakatan yang menurut Trump penting untuk membayar AS atas lebih dari $180 miliar bantuan Amerika yang dikirim ke Kyiv sejak dimulainya perang.
Pemimpin Ukraina diminta meninggalkan Gedung Putih oleh penasihat utama Trump tak lama setelah Trump meneriakinya, menunjukkan penghinaan terbuka.
"Anda mempertaruhkan Perang Dunia III, dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini, negara yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang dikatakan banyak orang," kata Trump kepada Zelensky, masih dari AP News.
Diketahui, tujuan utama Zelensky dalam aksi duduk itu adalah untuk menekan Trump agar tidak meninggalkan negaranya dan memperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebaliknya, ia malah dibentak-bentak sementara Trump tampak mempermainkan drama di depan kamera.
Trump telah membuat Kyiv dan sekutu Eropa khawatir dengan perubahan kebijakan AS yang tiba-tiba, menampilkan dirinya sebagai mediator antara Putin dan Zelensky dan menolak untuk mengutuk invasi Rusia.
Trump menyebut Zelensky sebagai "diktator" minggu lalu dan mengatakan dia percaya Putin akan "menepati janjinya" mengenai gencatan senjata.
Trump mengatakan kepada Zelensky, sebagai mediator, dia tidak dapat mengkritik salah satu pihak utama.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.