Konflik Suriah
Rusia dan Iran Bereaksi Terhadap Bentrokan Berdarah Antara Pasukan Keamanan Vs Pejuang Pro-Assad
Pada Kamis (6/3/2025), pertempuran sengit pecah di Suriah antara pasukan keamanan dan kelompok loyalis Presiden Bashar al-Assad.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
timtribunsolo
Sementara itu, Iran, sebagai sekutu utama Suriah, mengeluarkan peringatan bahwa kekerasan ini dapat menambah ketidakstabilan di kawasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengutuk segala bentuk kekerasan dan serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
Di sisi lain, Turki juga mengingatkan bahwa provokasi di Latakia dapat mengancam perdamaian Suriah dan kawasan sekitarnya, serta menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan menghentikan tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi.
Apa yang Terjadi dengan Komunitas Alawite di Tengah Kekacauan Ini?
Sejak kejatuhan al-Assad, komunitas Alawite yang selama ini berkuasa di Suriah telah menjadi sasaran serangan.
Aktivis setempat melaporkan bahwa kelompok ini, terutama di wilayah pedesaan Homs dan Latakia, sering kali menjadi target kekerasan dari berbagai pihak.
Meskipun Presiden sementara Suriah berkomitmen untuk membangun pemerintahan yang inklusif, kenyataannya menunjukkan bahwa ketidakpastian dan ketegangan di dalam negeri masih sangat tinggi.
Dalam konteks ini, situasi di Suriah menunjukkan bagaimana kekerasan dan ketidakstabilan dapat terus berlanjut, memengaruhi tidak hanya komunitas lokal tetapi juga hubungan antarnegara di kawasan yang lebih luas.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.