Konflik Palestina Vs Israel
Sekutu AS di Timur Tengah Berlomba Mendapatkan Senjata Pertahanan Laser Baru
Israel, Arab Saudi, dan UEA berlomba mengembangkan senjata laser futuristik sebagai solusi pertahanan yang lebih murah dan efektif.
TRIBUNNEWS.COM - Di Timur Tengah, drone atau pesawat nirawak murah serta serangan rudal massal terus menguji sistem pertahanan udara canggih milik negara-negara terkaya di kawasan tersebut.
Hal ini memicu perlombaan untuk membangun sistem pertahanan udara eksperimental berbasis laser.
Analis militer berpendapat bahwa sistem pertahanan laser dapat membantu menutupi kekurangan dengan biaya yang jauh lebih murah.
Mengutip Business Insider, Israel akan menjadi yang pertama di kawasan tersebut yang menggunakan sistem pertahanan udara laser baru.
Iron Beam, yang bernilai $500 juta, tidak akan menggantikan rudal Iron Dome dan sistem lainnya, tetapi akan melengkapinya dengan menambahkan lapisan perlindungan baru.
"Sistem laser adalah senjata masa depan yang mampu menetralkan berbagai jenis ancaman," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, saat mengunjungi fasilitas Rafael, perusahaan Israel yang mengembangkan senjata laser, bulan ini.
Hype seputar laser militer sudah ada sejak sebelum film Star Wars dan kini berpusat pada penggunaan senjata ringan ini untuk menghancurkan pesawat nirawak dan rudal, sehingga mengurangi ketergantungan pada rudal berpemandu untuk tugas yang sama.
Namun, tanpa pertahanan udara laser yang beroperasi, masih belum jelas bagaimana efektivitas senjata ini dalam berbagai kondisi dunia nyata.

Serangan Drone Murah Mengungkap Kelemahan Pertahanan
Konflik terkini telah mengubah dinamika peperangan di Timur Tengah.
Kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran, seperti kelompok Houthi di Yaman, telah mengerahkan pesawat nirawak murah untuk menekan sistem pertahanan udara berbasis rudal milik AS dan Israel.
Houthi menggunakannya untuk menyerang kapal angkatan laut serta kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Baca juga: Iran Luncurkan Pertahanan Udara Laser di Pengayaan Uranium di Fordow, Apa Saja Mainan Baru IRGC?
Milisi Hizbullah di Lebanon juga telah menggunakan pesawat nirawak untuk menguji Iron Dome milik Israel, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik, bukan UAV yang terbang rendah.
Sementara itu, Iran mencoba membanjiri Iron Dome tahun lalu dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal.
"Kemudahan memperoleh teknologi pesawat nirawak komersial dan mengadaptasinya untuk keperluan militer memungkinkan aktor negara dan non-negara mengerahkan sistem ofensif dalam jumlah yang semakin banyak," kata James Black, asisten direktur di RAND Eropa, kepada Business Insider.
Ia mengatakan bahwa pertahanan laser menawarkan sistem yang lebih murah dan akurat untuk melawan ancaman udara baru.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.