Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Minta Hamas Setujui Rencana Utusan AS untuk Lanjutkan Negosiasi

Israel bersedia melanjutkan negosiasi jika Hamas setuju dengan rencana utusan AS Steve Witkoff.

Editor: timtribunsolo
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025). Pada Senin (31/3/2025), Israel dikabarkan meminta Hamas untuk menyetujui rencana Steve Witkoff agar dapat melanjutkan negosiasi pertukaran tahanan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersedia melanjutkan negosiasi mengenai Jalur Gaza, dengan syarat Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyetujui rencana yang diajukan oleh utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff.

Hal ini disampaikan oleh sumber politik Israel yang enggan disebutkan namanya.

Kesepakatan Pembebasan Sandera

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Hamas setuju untuk membahas pembebasan lima sandera Israel yang masih hidup tanpa prasyarat seperti gencatan senjata jangka panjang.

"Dari sudut pandang kami, semua sandera di Jalur Gaza berada dalam situasi kemanusiaan, dan kami menuntut jaminan atas keselamatan mereka selama gencatan senjata dan negosiasi selanjutnya," ungkap sumber pejabat Israel.

Meskipun Israel menunjukkan keterbukaan untuk bernegosiasi, mereka secara tegas menolak persyaratan Hamas untuk mengakhiri perang.

Israel tetap berpegang pada tuntutan yang diajukan oleh Netanyahu dalam pidatonya di depan Kongres musim panas lalu, termasuk kontrol keamanan Israel atas Jalur Gaza dan pelucutan senjata Hamas.

Steve Witkoff Minta Hamas Bebaskan Sandera Melalui 2 Kali Pertukaran

Utusan AS, Steve Witkoff, diutus oleh pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump untuk menengahi perundingan antara Hamas dan Israel bersama mediator dari Qatar dan Mesir.

Rencana Witkoff mencakup pembebasan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dalam dua tahap.

Tahap pertama direncanakan berlangsung pada awal perundingan, sedangkan tahap kedua akan dilakukan pada akhir perundingan.

Baca juga: Bos Hamas Desak Israel Segera Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza Jelang Idul Fitri 2025

Witkoff menekankan, "Kami tidak bisa terus-menerus seperti ini. Itu sebabnya kami menuntut pembebasan sandera secara dua gelombang saja," seperti dilaporkan Sky News.

Jika negosiasi berjalan positif, semua sandera diharapkan dapat dibebaskan.

Namun, Israel memperingatkan akan meningkatkan serangannya di Jalur Gaza jika Hamas tidak memberikan tanggapan positif terhadap tawaran tersebut.

Kondisi Terkini di Jalur Gaza

Pertukaran sandera melalui tahap pertama gencatan senjata telah berakhir pada akhir Februari lalu, namun Israel meluncurkan serangan ke Jalur Gaza sejak 18 Maret 2025, melanggar perjanjian gencatan senjata yang ada.

Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 50.357 warga Palestina tewas dan lebih dari 114.400 lainnya terluka, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip oleh Anadolu Agency.

Israel terus menyerukan kepada mediator untuk memberikan jaminan yang jelas bagi keselamatan sandera selama gencatan senjata dan perundingan, meskipun serangan di wilayah tersebut berpotensi membahayakan nyawa sanderanya.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan