5 Populer Internasional: Drone MQ-9 Reaper Kembali Dijatuhkan Houthi - Pipa Gas di Selangor Meledak
Rangkuman berita internasional populer, di antaranya Drone MQ-9 milik AS dijatuhkan oleh Houthi untuk yang ke-16 kalinya.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita internasional terpopuler Tribunnews dapat disimak di sini.
Untuk ke-16 kalinya, kelompok Houthi Yaman sukses menembak drone MQ-9 Reaper milik AS, kerugian mencapai Rp 8 Triliun.
Sementara itu di Selangor Malaysia, pipa gas milik Petronas meledak, mengakibatkan 112 orang luka-luka.
Berikut berita selengkapnya.
1. Ini yang Ke-16, Drone MQ-9 Reaper AS Jadi Mangsa Empuk Houthi, Rp8 Triliun Hangus

Kelompok Houthi di Yaman kembali berhasil menjatuhkan drone atau pesawat nirawak MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataanya pada hari Senin kemarin, Houthi menyebut, drone itu merupakan MQ-9 ke-16 yang dijatuhkan pihaknya sejak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
"Sebagai balasan atas agresi militer Amerika terhadap negara kami, sistem pertahanan udara kami berhasil menembak jatuh satu drone MQ-9 saat melanjutkan misi permusuhan di langit Provinsi Ma'arib dengan rudal buatan lokal yang sesuai," kata Houthi, dikutip dari Press TV.
Di samping itu, Houthi menyebut, AS dalam beberapa jam terakhir telah melancarkan serbuan ke berbagai area di Yaman sehingga mengakibatkan korban jiwa, korban luka, dan kerusakan bangunan.
2. Komandan IRGC: 50.000 Tentara AS di 10 Pangkalan Berada dalam Posisi Rentan Seperti di Rumah Kaca
Seorang komandan tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan bahwa pasukan AS di kawasan tersebut, berada dalam posisi rentan, seperti "di rumah kaca."
Mengutip PressTV, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komandan Divisi Dirgantara IRGC, menyampaikan pernyataan tersebut di sela-sela upacara perayaan Idul Fitri pada Senin (31/3/2025).
Baca juga: Bangunkan Harimau Tidur, Gantian Rusia Siapkan Bencana untuk AS Jika Nekat Serang Nuklir Iran
"Amerika memiliki 10 pangkalan militer di kawasan ini, khususnya di sekitar Iran, dengan 50.000 tentara yang bermarkas di sana," ujar Hajizadeh.
"Ini berarti mereka berada di rumah kaca; dan ketika seseorang berada di rumah kaca, dia tidak akan melempar batu ke pihak lain."
3. Pipa Gas Milik Petronas di Selangor Meledak, 112 Orang Dilaporkan Alami Luka-luka
Pipa gas perusahaan minyak dan gas (migas) asal Malaysia, Petronas, meledak di Putra Heights, Puchong, Selangor, pada Selasa (1/4/2025).
Dikutip dari CNA, dilaporkan ada 112 orang terluka akibat peristiwa tersebut.
Adapun 49 korban luka dirawat di pusat medis yang didirikan di Kuil Sri Maha Kaliamman. Sementara, 63 korban lainnya dirawat di rumah sakit terdekat.
Sebelumnya, pihak berwenang menuturkan ada 33 orang terluka dan enam orang dirawat di rumah sakit sebelum memperbarui jumlah korban luka.
Departemen Pemadam Kebakaran menduga meledaknya pipa gas petronas karena adanya kebocoran.
4. Dekrit Baru Putin: 160.000 Warga Rusia Dipanggil untuk Wajib Militer
Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk merekrut 160.000 warga Rusia ke dalam program wajib militer yang dilaksanakan dua kali setahun.
Program ini bertujuan untuk menggantikan sebagian dari pasukan yang telah menyelesaikan masa tugas wajib militer yang berlangsung selama 12 bulan, bagi pria berusia antara 18 hingga 30 tahun.
Menurut dekrit yang dikeluarkan pada 31 Maret, mobilisasi musim semi tahun ini akan dimulai antara 1 April hingga 15 Juli 2025.
“Warga negara Rusia yang berusia 18 hingga 30 tahun, dan bukan anggota cadangan, akan dipanggil dalam jumlah 160.000 orang,” demikian bunyi dekrit tersebut seperti dilaporkan oleh Interfax Rusia.
Baca juga: Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina: Jerman Sebut Jalan Buntu
5. Respons Ancaman Trump, Iran Tak Punya Pilihan Selain Memperoleh Senjata Nuklir jika Diserang AS
Iran harus memperoleh senjata nuklir jika diserang oleh Amerika Serikat (AS) atau sekutunya.
Hal ini disampaikan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Larijani, Senin (31/3/2025).
Pernyataan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran tersebut menyusul ancaman oleh Presiden AS Donald Trump.
Sementara, Ayatollah Ali Khamenei telah berjanji untuk membalas jika Trump mengancam mengebom republik Islam itu jika tidak membuat kesepakatan untuk mengekang program nuklirnya.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.