Perang Elektronik Kapal Destroyer China vs Pesawat EA-18G Amerika Terjadi 2023, Siapa yang Menang?
Destroyer China pernah terlibat peperangan elektronik dengan pesawat EA-18G Growler Amerika yang diterbangkan dari Kapal Induk USS Carl Vinson.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal perusak Angkatan Laut China (PLAN) Type 055 Nanchang ternyata pernah terlibat peperangan elektronik dengan pesawat EA-18G Growler Amerika Serikat yang diterbangkan dari Kapal Induk USS Carl Vinson.
Laporan yang diterbitkan dalam jurnal akademis China, Radar ECM, mengungkapkan, insiden tersebut terjadi pada Desember 2023 silam.
Tidak disebutkan detail lokasi terjadinya insiden, namun kuat dugaan kejadian ini berlangsung di Laut China Selatan.
Meski tidak ada konfirmasi resmi dari Pentagon, laporan di atas kemudian dikuatkan dengan dua indikator pendukung.
Pertama, di bulan Desember 2023, William Coulter, komandan Skuadron Serangan Elektronik AS 136 (VAQ-136) yang ditempatkan di Laut Cina Selatan pada kapal induk USS Carl Vinson, diberhentikan oleh Angkatan Laut AS.
Meskipun Angkatan Laut AS mengeklaim keputusan tersebut diambil karena hilangnya kepercayaan terhadap kemampuannya memimpin, laporan ini menunjukkan bahwa pencopotan Coulter mungkin terkait dengan kesulitan Angkatan Laut AS dalam menghadapi perang elektronik yang dilakukan oleh China.
Sebulan kemudian, perwira dan pelaut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di atas kapal perusak Tipe 055 dihormati sebagai "panutan zaman" atas tindakan mereka terhadap armada kapal induk AS.
Media Tiongkok menunjukkan rekaman dua jet AS yang terbang di atas kapal perusak Nanchang, salah satunya diyakini sebagai EA-18G Growler – pesawat perang elektronik yang sama yang digunakan oleh skuadron Coulter.
Dalam video tersebut menunjukkan bahwa EA-18G mungkin telah mengadopsi mode tempur yang dikenal sebagai jamming-while-accompaniing, menciptakan formasi dengan pesawat tempur lain dan melakukan gangguan kebisingan atau melepaskan sinyal kuat dari target palsu yang padat untuk membutakan Nanchang.
Namun, sistem radar di Nanchang terus beroperasi secara normal dan mengunci target utama armada AS.
Seorang komandan di Nanchang kemudian mengatakan kepada media pemerintah bahwa pesawat dan kapal AS mundur tak lama setelah mereka membuka penutup pelindung sistem peluncuran vertikal (VLS).
Masih dalam laporan tersebut, disebutkan AL China telah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan jaringan pembunuh yang kuat, dirancang untuk menantang kemampuan EA-18G Growler.
"Sistem radar cerdas kami memungkinkan deteksi yang lebih baik dan respons yang lebih cepat terhadap ancaman," ungkap seorang ilmuwan PLA.
EA-18G Growler, yang dikenal karena kemampuan jamming elektroniknya, dirancang untuk menekan sistem radar dan komunikasi musuh.
Namun, meskipun teknologi ini canggih, laporan menunjukkan bahwa Growler tidak kebal terhadap langkah-langkah kontra yang diambil oleh Angkatan Laut China.
Adegan Panas di Piala Dunia Voli U21 2025: Pelatih Provokator, Pemain China & Jepang Nyaris Gelut |
![]() |
---|
Kejutan Hasil Kejuaraan Dunia BWF 2025: 2 Jagoan China Rungkad, Murid Herry IP Menyala |
![]() |
---|
Orang Tua di AS Gugat OpenAI usai Anaknya Akhiri Hidup Imbas Diyakinkan oleh Chat GPT |
![]() |
---|
Trump Janji Stop Perang Gaza, Agresi Israel ke Palestina Bakal Rampung dalam Dua Pekan |
![]() |
---|
Eskalasi di Laut China Selatan Kian Militeristik, ASEAN Dituntut Lebih dari Sekadar Penonton |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.