Tentara Korea Utara Terobos DMZ, Korea Selatan Lepaskan Tembakan
Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan setelah sekitar 10 tentara Korea Utara menerobos masuk ke Zona Demiliterisasi (DMZ) kemarin.
TRIBUNNEWS.COM - Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan setelah sekitar 10 tentara Korea Utara menerobos masuk ke Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Selasa (8/4/2025) sore.
Insiden terjadi di bagian timur perbatasan, tepatnya sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Ini menjadi pelanggaran kedua dalam sepuluh bulan terakhir.
Menurut laporan Yonhap yang mengutip pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), para tentara Korea Utara sempat menyeberangi garis demarkasi militer sebelum akhirnya mundur ke wilayah mereka usai tembakan peringatan dilepaskan.
“Militer kami melakukan siaran peringatan dan melepaskan tembakan setelah sekitar 10 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi di DMZ,” ujar JCS dalam pernyataan yang juga dilansir Al Jazeera.
Mereka menambahkan, pasukan Korea Selatan kini terus memantau pergerakan militer Korea Utara dan siap melakukan tindakan sesuai prosedur operasional.
Motif penyusupan tersebut belum dapat dipastikan. Namun, media Korea Selatan menduga insiden itu kemungkinan tidak disengaja, mengingat lokasi pelanggaran berada di area berhutan yang minim penanda batas militer, dan beberapa tentara Korea Utara membawa peralatan konstruksi.
Insiden serupa pernah terjadi pada Juni tahun lalu, dan saat itu juga dinilai sebagai pelanggaran yang tidak disengaja.
Zona Demiliterisasi yang membentang sepanjang 248 kilometer dan selebar 4 kilometer ini merupakan peninggalan Perang Korea 1950–1953.
Wilayah tersebut dikenal sebagai salah satu perbatasan paling berbahaya di dunia, dipenuhi ranjau darat, kawat berduri, dan dijaga ketat oleh pasukan bersenjata dari kedua negara.
Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Rusia Pindahkan Meriam Koksan Korea Utara ke Krimea, Ukraina Selatan Terancam Serangan Jarak Jauh
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terus memamerkan kekuatan militer dan kedekatannya dengan Rusia, di tengah perang yang dipimpin Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Sementara itu, Korea Selatan juga menghadapi gejolak internal setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, yang sempat menetapkan keadaan darurat militer akhir tahun lalu.
Insiden perbatasan ini kembali menggarisbawahi rapuhnya stabilitas di Semenanjung Korea, di tengah tekanan geopolitik dan meningkatnya aktivitas militer kedua belah pihak.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.