Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Dikenai Tarif Tambahan oleh Trump, China Langsung Hubungi Uni Eropa dan ASEAN
Selain memberikan tarif balasan, China dikabarkan mulai menyusun perlawanan dengan menggandeng sejumlah negara guna melawan tarif Trump tersebut.
"Tarif tersebut sangat melanggar kepentingan sah semua negara, sangat melanggar aturan WTO, sangat merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan, dan sangat berdampak pada stabilitas tatanan ekonomi global,” ungkap Wang Wentao pada pertemuan tersebut, demikian diberitakan Xinhua.
“Ini adalah tindakan khas dari unilateralisme, proteksionisme, dan penindasan ekonomi,” pungkas Wang.
“China bersedia menyelesaikan perbedaan melalui konsultasi dan negosiasi, namun jika Amerika Serikat bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir,” tambah Wang.
Wang juga telah berbicara dengan negara-negara anggota ASEAN, sementara Perdana Menteri Li telah bertemu para pemimpin bisnis di kawasan regional Asia Tenggara tersebut.

"China telah “melakukan evaluasi menyeluruh dan telah siap menghadapi segala bentuk ketidakpastian, serta akan memperkenalkan kebijakan bertahap sesuai dengan kebutuhan situasi,” kata Li, seperti dikutip dari Xinhua.
Di Hong Kong, juru bicara kantor lokal Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali ketidakinginan Beijing untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam kondisi saat ini.
“Kita harus dengan tegas menyampaikan kepada Amerika Serikat: seorang barbari yang menggunakan tarif untuk memaksa negara lain agar menelepon dan memohon belas kasihan tidak akan pernah menerima telepon tersebut dari China,” tulis Huang Jingrui di South China Morning Post.
Jika Amerika Serikat benar-benar tulus untuk memulai dialog dengan China, maka ia harus “segera memperbaiki praktik-praktik keliru dan mengadopsi sikap yang benar, yakni kesetaraan, penghormatan, dan manfaat bersama,” pungkas Huang.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.