Kamis, 2 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Dikenai Tarif Tambahan oleh Trump, China Langsung Hubungi Uni Eropa dan ASEAN

Selain memberikan tarif balasan, China dikabarkan mulai menyusun perlawanan dengan menggandeng sejumlah negara guna melawan tarif Trump tersebut.

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Ilustrasi Universitas Rochester / Julia Joshpe
PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Donald Trump, kini berlakukan tarif sebesar 84% terhadap barang-barang AS, pada Kamis (10/4/2025) hari ini. 

"Tarif tersebut  sangat melanggar kepentingan sah semua negara, sangat melanggar aturan WTO, sangat merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan, dan sangat berdampak pada stabilitas tatanan ekonomi global,” ungkap Wang Wentao pada pertemuan tersebut, demikian diberitakan Xinhua.

“Ini adalah tindakan khas dari unilateralisme, proteksionisme, dan penindasan ekonomi,” pungkas Wang.

“China bersedia menyelesaikan perbedaan melalui konsultasi dan negosiasi, namun jika Amerika Serikat bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir,” tambah Wang.

Wang juga telah berbicara dengan negara-negara anggota ASEAN, sementara Perdana Menteri Li telah bertemu para pemimpin bisnis di kawasan regional Asia Tenggara tersebut.

PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Trump, merujuk pada pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk negara Tirai Bambu tersebut.
PERANG DAGANG AS-CHINA - Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing mengancam akan melawan habis-habisan kebijakan tarif baru Trump, merujuk pada pengenaan tarif impor baru oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk negara Tirai Bambu tersebut. (Ilustrasi Universitas Rochester/Julia Joshpe)

"China telah “melakukan evaluasi menyeluruh dan telah siap menghadapi segala bentuk ketidakpastian, serta akan memperkenalkan kebijakan bertahap sesuai dengan kebutuhan situasi,” kata Li, seperti dikutip dari Xinhua.

Di Hong Kong, juru bicara kantor lokal Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali ketidakinginan Beijing untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam kondisi saat ini.

“Kita harus dengan tegas menyampaikan kepada Amerika Serikat: seorang barbari yang menggunakan tarif untuk memaksa negara lain agar menelepon dan memohon belas kasihan tidak akan pernah menerima telepon tersebut dari China,” tulis Huang Jingrui di South China Morning Post.

Jika Amerika Serikat benar-benar tulus untuk memulai dialog dengan China, maka ia harus “segera memperbaiki praktik-praktik keliru dan mengadopsi sikap yang benar, yakni kesetaraan, penghormatan, dan manfaat bersama,” pungkas Huang.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved