Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Invasi Israel ke Gaza Makin Lemot, IDF Tambah Susah Gulingkan Hamas, Bisa Butuh Bertahun-tahun

Kecepatan atau laju invasi terbaru Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Jalur Gaza mulai 18 Maret kemarin disebut makin melambat.

Laman IDF
PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL - Foto yang diambil dari laman resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tanggal 15 April 2025 memperlihatkan personel IDF sedang beraksi di Jalur Gaza. 

Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.

Menurut IDF, pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.

Sementara itu, beberapa hari lalu para komandan IDF mengakui bahwa Brigade Rafah milik Hamas yang beroperasi di Kota Rafah belum bisa dikalahkan. Padahal, Israel sudah mengumumkan brigade itu sudah dihancurkan lebih dari enam bulan lalu.

“Ada cukup banyak kritik terhadap pernyataan para politikus, yang dipimpin oleh pernyataan perdana menteri, yang tahun kemarin menyatakan Israel berada di ambang kemenangan,” kata Yedioth Ahronoth dalam artikel yang terbit minggu lalu.

“Khayalan tentang kalahnya Brigade Rafah, itu disesalkan dan bukan pertama kalinya, adalah contoh lain tentang kesenjangan yang muncul di antara pesan kepada masyarakat dan kenyataan di medan tempur."

LARAS TANK MERKAVA - Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza.
LARAS TANK MERKAVA - Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza. (Khaberni/tangkapan layar)

Israel juga dilanda krisis kekurangan tentara. Direktorat Operasi IDF mengatakan kelangkaan tentara ini belum pernah terjadi sejak era pendudukan Israel di Lebanon selatan 1982, kemudian Intifada Kedua tahun 2000-an.

Baca juga: Israel Buat Lambang Bintang David di Kepala Tahanan Palestina, Rambut Dicukur Paksa

Menurut IDF, kelangkaan itu disebabkan oleh “ketenangan palsu” selama bertahun-tahun. Lalu, kini IDF berusaha mencegah Hizbullah dan Hamas pulih seperti sedia kala.

Saat ini pengerahan tentara Israel makin sering terjadi, rotasinya lebih lama, dan cuti menjadi lebih sedikit.

Tentara Israel diperkirakan akan didera beban yang belum pernah terjadi sebelumnya lantaran IDF kesulitan memenuhi permintaan akan keamanan.

Meski demikian, tentara Israel sudah mulai merasakan beban itu. Kini mereka hanya bisa beristirahat sekali tiap 2,5 pekan. Adapun selama 15 tahun sebelumnya, tentara bisa pulang ke rumah sekali setiap dua pekan.

“Masyarakat Israel, rekrutmen baru, tentara aktif, dan terutama orang tua mereka harus menyesuaikan ekspektasi merek. Mereka akan jauh lebih jarang melihat anak mereka dalam beberapa tahun mendatang,” kata IDF.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan