Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Diminta Dirikan Bank Sperma, Tentara Tewas di Gaza Bisa Diambil Spermanya

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diimbau atau diminta untuk mendirikan sekaligus mengoperasikan bank sperma.

Penulis: Febri Prasetyo
Khaberni/tangkapan layar
TENTARA ISRAEL - Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diimbau atau diminta untuk mendirikan sekaligus mengoperasikan bank sperma.

Imbauan itu disampaikan oleh Profesor Bella Savitsky, seorang guru besar bidang kesehatan masyarakat di Akademi Ashkelon, Israel.

Dengan adanya bank sperma, para pemuda Israel bisa memilih untuk menyerahkan spermanya ketika mereka bergabung dengan IDF.

Dikutip dari The Times of Israel, imbauan tersebut berawal dari peristiwa tewasnya putra Savitsky, Yonatan (21), di pos Kissufim yang berada di perbatasan Jalur Gaza-Israel saat perang meletus tanggal 7 Oktober.

Savitsky meminta sperma anaknya diambil. Namun, karena sudah tiga hari anaknya meninggal, spermanya tak bisa diambil.

Menurut Savitsky, bank sperma memiliki sejumlah manfaat.

Pertama, hasil kajian menunjukkan kualitas sperma laki-laki telah menurun dalam beberapa dekade belakangan karena polusi, pola makan, konsumsi rokok, stress, dan gaya hidup. Menyimpan sperma seseorang yang masih berumur 18 tahun bisa membantu kesuburan.

Kedua, hal ini menjadi makin relevan sejak perang Gaza meletus.

Israel selalu mengizinkan pengambilan sperma dari orang yang sudah meninggal. Orang tua tentara yang meninggal bisa meminta sperma anaknya diambil.

Savitsky mendapati dua kasus keluarga yang tidak memahami prosedur pengambilan sperma. Mereka sempat berpikir militer meminta sperma anak mereka agar digunakan untuk membantu kesuburan pasangan lain.

Mereka pun menolak. Namun, mereka kemudian mengaku akan menyetujuinya andai sebelumnya mereka sudah memahami prosedur itu.

Baca juga: Invasi Israel ke Gaza Makin Lemot, IDF Tambah Susah Gulingkan Hamas, Bisa Butuh Bertahun-tahun

AGRESI GAZA - Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini.
AGRESI GAZA - Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. (IDF/Ynet)

Kementerian Pertahanan mengatakan sudah ada sperma yang diambil dari 219 tentara yang tewas sejak perang Gaza dimulai. Kebanyakan atas permintaan orang tua.

Lima janda muda sudah diizinkan pengadilan untuk menggunakan sperma itu. Salah satu janda bahkan sudah hamil.

Menurut Savitsky, jika para tentara ditanya apakah bersedia diambil spermanya, hal itu bisa mempercepat prosesnya.

Dia mengatakan sperma bisa memburuk dengan cepat dalam iklim hangat seperti di Israel.

Permasalahan terkait moral

Avraham Steinberg, Direktur Unit Etika Medis di Pusat Kesehatan Shaare Zedek Yerusalem, mengatakan pengambilan sperma memiliki implikasi moral.

"Jika seorang tentara sudah menikah, kita berasumsi bahwa dia menginginkan anak dari istrinya," ujar Steinberg.

"Namun, jika dia lajang, tidak ada asumsi mengenai persetujuan tindakan medis dari pasien (informed consent), terutama jika spermanya akan pergi ke ibu pengganti yang tidak pernah dia temui."

"Dari sudut pandang hukum Yahudi (halachic) dan etika, tidak ada informed consent."

"Kenyataan bahwa orang tuanya menginginkan seorang cucu untuk mengenang putranya itu bagus, tetapi bisa problematik."

Dia mengatakan ada pula persoalan halachic dalam hal membesarkan seorang anak karena anak itu hanya akan memiliki satu orang tua.

Baca juga: Hamas Bersedia Bebaskan Semua Sandera Israel Sekaligus Tapi Ogah Letakkan Senjata

Adapun saat ini sudah ada bank sperma swasta di Israel. Namun, biaya yang dibebankan oleh bank itu mencapai ratusan dolar per tahun.

Menurut Savitsky, tentara Israel sebaiknya ditanya apakah akan bersedia diambil spermanya jika meninggal.

Apabila dia setuju dan kemudian meninggal, spermanya bisa segera diambil tanpa harus memberi tahu orang tuanya terlebih dulu.

Meksi demikian, Savitsky mengatakan meski sperma sudah bisa diambil, sperma itu tidak bisa langsung digunakan tanpa putusan pengadilan.

Dia berharap kelak ada bank sperma untuk para tentara. Bank itu akan didanai oleh Kementerian Pertahanan.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan