Iran Vs Amerika Memanas
AS Ultimatum Iran: Stop Total Pengayaan Uranium atau Bersiap Perang
Steve Witkoff menyatakan Teheran harus menghentikan dan menghilangkan seluruh program pengayaan nuklirnya jika ingin mencapai kesepakatan dengan AS.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
Trump kini melanjutkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran, termasuk dengan mengincar ekspor minyak ke Tiongkok.
Ketegangan meningkat sejak pertengahan Maret, saat Trump mengancam akan membalas setiap serangan Houthi di Laut Merah, yang menurutnya harus dianggap sebagai tindakan langsung dari Iran.
"Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dianggap sebagai tembakan dari senjata dan pimpinan Iran. Iran akan bertanggung jawab dan konsekuensinya akan mengerikan!" tulis Trump di platform Truth Social.
Meski nada keras terus dikumandangkan, Trump menyebut diplomasi tetap jadi pilihan utama.
"Jika perundingan dengan Iran tidak berhasil, saya pikir Iran akan berada dalam bahaya besar," ujarnya minggu lalu.
Presiden AS itu juga menegaskan lebih memilih penyelesaian damai untuk memastikan Teheran tidak pernah memiliki senjata nuklir.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengaku tidak terlalu optimis terhadap kesepakatan, tetapi yakin dengan kemampuan rakyatnya.
"Negosiasi tersebut mungkin membuahkan hasil atau mungkin juga tidak," kata Khamenei, dikutip IRNA.
"Tentu saja, kami sangat skeptis terhadap pihak lain, tetapi yakin dengan kemampuan kami sendiri."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.