Selasa, 19 Agustus 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Jenderal IRGC Lama Diam, Berkoar Hasil Perundingan AS-Iran Tak Bisa Nego Keamanan dan Militer Iran

Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini menekankan bahwa keamanan nasional dan kemampuan militer Iran tidak dapat dinegosiasikan

PressTV
IRGC BERSUARA - Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), berbicara pada jumpa pers di Teheran, Iran, pada 6 Januari 2025. Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini menekankan bahwa keamanan nasional dan kemampuan militer Iran tidak dapat dinegosiasikan, singgung perundingan AS-Iran. 

Pembicaraan tersebut merupakan kontak tingkat tinggi pertama sejak Trump kembali menjabat pada bulan Januari.

"Kami mengadakan pertemuan dengan mereka pada hari Sabtu. Kami memiliki jadwal pertemuan lain pada hari Sabtu mendatang. Saya berkata, 'Itu waktu yang lama.' Anda tahu, itu waktu yang lama. Jadi saya pikir mereka mungkin akan memanfaatkan kami," kata Trump, menurut CNN.

Presiden menegaskan bahwa AS tidak bersedia menerima penundaan dalam negosiasi sementara Iran terus memajukan program nuklirnya.

"Mereka harus menyingkirkan konsep senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir," kata Trump.

Ia menambahkan bahwa Iran "cukup dekat untuk memilikinya", dan menekankan bahwa waktunya hampir habis.

Baca juga: Pakistan Desak Iran Usut Pembunuhan 8 Warganya di Sistan-Baluchestan, Diduga Ulah Kelompok Separatis

"Jika kami harus melakukan sesuatu yang sangat keras, kami akan melakukannya."

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang berbicara kepada media pemerintah setelah pertemuan hari Sabtu, mengatakan kedua pihak "hampir" mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja negosiasi.

Namun, Teheran telah memperingatkan bahwa tindakan militer apa pun berisiko memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Pemerintah belum mengungkapkan garis merah atau jadwal operasional yang spesifik, tetapi nada dari Gedung Putih menunjukkan ketidaksabaran yang meningkat. Trump mengatakan dia yakin Iran memanfaatkan pemerintahan sebelumnya, dengan mengatakan, "Mereka sudah terbiasa berurusan dengan orang-orang bodoh di negara ini."

Negosiasi saat ini menyusul ketegangan yang meningkat selama berbulan-bulan, termasuk sanksi AS dan aktivitas proksi Iran di seluruh wilayah. Washington telah memperjelas bahwa kesepakatan baru harus berisi pengawasan yang lebih ketat, pembatasan pengembangan rudal, dan pembongkaran penuh pengayaan senjata.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan