Rabu, 27 Agustus 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Menlu Iran: Kesepakatan Hanya Akan Tercapai Jika AS Tidak Mengajukan Tuntutan yang Tidak Masuk Akal

AS dan Iran akan melanjutkan putaran kedua perundingan nuklir pada Sabtu, 19 April 2025 di Roma, Italia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Instagram Abbas Araghchi/@araghchi
MENLU IRAN - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi saat upacara peringatan untuk mengenang Saba Babaei (Kuniko Yamamura), ibu dari martir Mohammad Babaei di Taman Kota Teheran, Rabu, 12 Juli 2022. AS dan Iran akan melanjutkan putaran kedua perundingan nuklir pada Sabtu, 19 April 2025 di Roma, Italia. (Foto: Instagram Abbas Araghchi/@araghchi) 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat masih mungkin tercapai, asalkan Washington tidak mengajukan tuntutan yang tidak realistis.

Mengutip PressTV, Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Moskow, Jumat (18/4/2025), sehari sebelum perundingan nuklir putaran kedua antara Iran dan Amerika Serikat.

"Kami hanya akan berunding mengenai isu nuklir. Topik-topik lain tidak akan dimasukkan dalam perundingan ini," ujarnya.

"Saya yakin kesepakatan dapat tercapai jika pihak Amerika menunjukkan niat yang serius dan tidak mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal serta tidak realistis," tambahnya.

Diplomat senior Iran itu menyebutkan bahwa ancaman dari Amerika menjadi alasan diadakannya pembicaraan tidak langsung antara kedua negara.

Namun, Araghchi menekankan bahwa jalur diplomasi tetap terbuka.

"Pembicaraan tidak langsung ini tidaklah rumit dan dapat mengarah pada kesepakatan."

MENLU RUSIA KE IRAN - Foto diambil dari Telegram Abbas Araghchi, Kamis (17/4/2025). Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi (kanan) di Teheran pada 25 Februari 2025.
RUSIA DAN IRAN - Foto diambil dari Telegram Abbas Araghchi, Kamis (17/4/2025). Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi (kanan) di Teheran pada 25 Februari 2025. (Telegram Abbas Araghchi)

Ia juga mengungkapkan bahwa Iran melihat adanya tingkat keseriusan dari pihak AS dalam putaran pertama pembicaraan yang digelar di ibu kota Oman, Muscat, pada 12 April lalu.

Meski begitu, Araghchi mengaku masih meragukan ketulusan Amerika Serikat mengingat posisi Washington yang dinilai saling bertentangan.

"Kami memiliki keraguan serius terhadap niat dan motivasi pihak Amerika. Namun, kami akan berpartisipasi dalam negosiasi besok (19 April 2025) dengan keseriusan dan tekad penuh," tegasnya.

Ia kembali menegaskan kesiapan penuh Iran untuk menemukan solusi damai terkait program nuklirnya yang bersifat damai.

Baca juga: Jelang Perundingan Nuklir AS-Iran, Menhan Saudi Temui Khamenei dan Pezeshkian di Teheran

Araghchi menambahkan bahwa Iran akan mengevaluasi arah negosiasi berdasarkan pendekatan Amerika Serikat dalam putaran kedua pembicaraan tidak langsung di Roma.

Dalam putaran pertama perundingan di Muscat pada 12 April lalu, Araghchi dan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS untuk urusan Timur Tengah, memimpin delegasi masing-masing. 

Kedua pihak menggambarkan perundingan tersebut sebagai “positif dan konstruktif”.

Pada hari Selasa (15/4/2025), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, menyatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS di Oman telah berjalan baik dalam tahap awal. 

Namun, Khamenei tetap menyampaikan bahwa Iran sangat skeptis terhadap pihak lawan.

Selama masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir sebelumnya dan meluncurkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran.

Setelah kembali menjabat untuk periode kedua pada Januari lalu, Trump mengisyaratkan kesediaannya untuk membuat kesepakatan baru guna menggantikan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani pada 2015.

Pada 12 Maret, Trump mengirim surat kepada pimpinan Iran, meminta diadakannya negosiasi untuk menyusun kesepakatan baru dan mengancam akan melakukan aksi militer jika Teheran menolak.

Iran telah menolak negosiasi langsung di bawah tekanan dan ancaman, namun menyatakan bahwa pembicaraan tidak langsung tetap terbuka sebagai opsi.

Lavrov: Rusia Siap Mainkan Peran Apa Pun dalam Perundingan Iran-AS

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa negaranya siap memainkan peran apa pun dalam proses negosiasi antara Iran dan AS terkait kesepakatan nuklir.

"Kami siap membantu, menjadi mediator, atau memainkan peran apa pun yang, dari sudut pandang Iran, berguna dan dapat diterima oleh Amerika Serikat," ujar Lavrov.

"Kami berpandangan bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan adalah melalui perundingan khusus mengenai isu nuklir, seperti yang juga disampaikan Menteri Iran," tambahnya.

Lokasi Perundingan Nuklir Iran-AS

Sementara delegasi Iran dan Amerika bersiap tiba di Roma untuk putaran kedua pembicaraan tidak langsung, lokasi perundingan belum diumumkan secara resmi, menurut laporan Iran International pada Sabtu (19/4/2025).

Berbagai media lokal dan internasional menyebutkan beberapa kemungkinan lokasi.

Baca juga: Iran Konsultasi ke Rusia soal Perundingan Nuklir AS, Menlu Iran Akan Temui Putin Hari Ini

Agenzia Nova Italia mengutip sumber yang mengatakan bahwa diskusi akan berlangsung di sebuah hotel di pusat kota Roma, yang akan dipimpin oleh Menlu Iran Abbas Araghchi dan utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff.

Namun, Huffington Post melaporkan bahwa perundingan kemungkinan besar akan diadakan di kediaman Duta Besar Oman di Via della Camilluccia, wilayah utara Roma.

Harian Corriere della Sera menyebut dua kemungkinan lokasi: sebuah hotel di Roma atau kediaman utusan Oman.

Awalnya, Iran dikabarkan ingin menunjuk Muscat, Oman sebagai lokasi putaran kedua perundingan.

Namun, Italia menolak permintaan Iran untuk menggunakan kedutaan Oman di Roma sebagai tempat negosiasi, demikian menurut dua sumber kepada Iran International.

Pihak Italia disebut lebih memilih agar perundingan dilakukan di bawah pengawasan pemerintah Italia di wilayahnya sendiri.

Akhirnya, Iran menyetujui perundingan digelar di Roma, dengan Muscat tetap berperan sebagai mediator utama.

(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan