Minggu, 10 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas: Sandera Israel-AS Tak Diketahui Kondisinya, tapi Penjaganya Ditemukan Tewas

Hamas sebut sandera Israel-AS Edan Alexander tidak diketahui kondisinya, tapi penjaganya yang merupakan anggota Brigade Al-Qassam ditemukan tewas.

Telegram Brigade Al-Qassam
SANDERA EDAN ALEXANDER - Tangkap layar Telegram Brigade Al-Qassam, Minggu (20/4/2025), memperlihatkan sandera Israel-AS, Edan Alexander, meminta Netanyahu untuk menyepakati perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas, dalam video yang dirilis pada 12 April 2025. Pada hari Sabtu (19/4/2025), Hamas mengumumkan keberadaan Edan Alexander tidak diketahui tetapi penjaganya ditemukan tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengatakan nasib tawanan Israel-Amerika Edan Alexander tidak diketahui.

Dalam pernyataannya pada hari Sabtu (19/4/2025), Brigade Al-Qassam mengatakan personelnya berhasil mengevakuasi jenazah rekannya yang bertugas mengamankan tawanan, Edan Alexander.

"Namun nasib tawanan dan tawanan lainnya masih belum diketahui," bunyi pernyataan tersebut.

Pada Selasa (15/4/2025) pekan lalu, Hamas mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan sekelompok militan yang menahan Edan Alexander, seperti diberitakan Al Arabiya.

Edan Alexander adalah satu-satunya tahanan yang masih hidup dengan kewarganegaraan Amerika, dan ia diperkirakan akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata jika kesepakatan baru tercapai.

Ayah Edan Alexander Berharap Putranya Masih Hidup

Menyusul pengumuman dari Brigade Al-Qassam, Adi Alexander, ayah Edan Alexander berharap putranya masih hidup.

Edan Alexander, yang bertugas di tentara Israel ketika ia ditangkap pada 7 Oktober 2023, meminta AS untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Hamas guna membebaskan tahanan yang tersisa, baik yang masih hidup mau pun sudah meninggal.

"Saya rasa kita harus berbicara langsung dengan mereka untuk melihat apa yang bisa dilakukan terhadap anak saya, keempat sandera Amerika yang tewas, dan semua orang lainnya," kata sang ayah dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu (19/4/2025).

"Sepertinya negosiasi terhenti, semuanya macet, dan kita kembali ke keadaan hampir setahun yang lalu. Ini benar-benar mengkhawatirkan," tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Sebelumnya, Hamas setuju untuk membebaskan Edan Alexander dan empat jenazah warga AS lainnya.

Baca juga: Tolak Gencatan Senjata Parsial, Hamas Siap Bebaskan Semua Sisa Sandera Israel demi Akhiri Perang

Ayah Edan Alexander yang juga memegang kewarganegaraan ganda, Israel-AS, mengatakan putranya seorang Amerika sejati dan atlet yang hebat.

Seolah berbicara langsung dengan putranya, Adi Alexander mengatakan putranya tidak berjuang sendirian untuk pembebasannya, baik di tingkat pemerintah AS maupun Israel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS tidak mengomentari situasi Edan Alexander, tetapi menekankan Hamas harus segera membebaskannya dan semua tahanan yang tersisa.

Sementara itu, pembicaraan mengenai pertukaran tahanan dan gencatan senjata tahap kedua masih berjalan alot.

Israel dan Hamas sebelumnya mulai mengimplementasikan perjanjian gencatan senjata mulai 19 Januari 2025 untuk tahap pertama dan akan dilanjutkan ke tahap kedua.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan