Kamis, 18 September 2025

Paus Fransiskus Wafat

Paus Fransiskus Wafat, Ini Daftar Kandidat yang Bakal Pimpin Umat Katolik Dunia, Ada dari Asia

Beberapa nama yang diperkirakan memiliki peluang untuk menjadi pemimpin Katolik dunia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025)

Tangkap layar YouTube CBC Evening News
PAUS FRANSISKUS - Gambar merupakan tangkap layar dari YouTube CBC Evening News yang diambil pada Senin (24/2/2025), menunjukkan Paus Franskiskus yang duduk di kursi rodanya. Berikut beberapa nama yang diperkirakan memiliki peluang untuk menjadi pemimpin Katolik dunia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025). 

1. Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina)

Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle (67 tahun) telah lama menjadi papabili terkemuka di antara para pengamat dan bandar taruhan Vatikan.

Jika terpilih, ia akan menjadi paus Asia pertama dan paus pertama yang benar-benar fasih berbahasa Inggris dalam sejarah" (setidaknya sejak Adrian IV, yang lahir di Hertfordshire dan menjabat pada tahun 1150-an).

Politiknya yang condong ke kiri mirip dengan pandangan Paus Fransiskus yang relatif progresif tentang isu keadilan sosial.

Ia juga dikenal kritis terhadap perlakuan gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. 

2. Kardinal Peter Turkson (Ghana)

Kardinal Peter Turkson (76 tahun ) merupakan sarjana Alkitab multi bahasa Kardinal Peter Turkson.

Ia digambarkan sebagai sosok yang menawan dan bertutur kata lembut dan telah lama dianggap sebagai kandidat terdepan.

Namun, pandangannya yang relatif liberal tentang homoseksualitas, ekologi, dan keadilan sosial membuatnya berselisih dengan beberapa kardinal dan uskup di negaranya sendiri, Ghana.

Meskipun ada antusiasme untuk memilih seorang paus dari Afrika, tempat populasi Katolik sedang berkembang.

Akan tetapi Kardinal Turkson secara umum tidak dipandang sebagai kandidat pemersatu.

3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)

Kardinal Péter Erdő telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer. 

Ia merupakan seorang sarjana dan intelektual pemenang penghargaan. Bahkan saat ini ia dipandang sebagai "pilihan konsensus" yang potensial, kata US Catholic.

Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan