Pemilihan Paus Baru
Apa Arti Asap Hitam dan Putih dalam Konklaf Pemilihan Paus? Mengepul dari Cerobong Kapel Sistina
Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina saat konklaf untuk pemilihan Paus, apa artinya? berikut pengertian asap hitam dan putih.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Konklaf untuk memilih Paus yang baru digelar mulai Rabu, 7 Mei 2025.
Para kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf hanya mengikuti satu putaran pemungutan suara pada Rabu malam.
Saat konklaf kepausan dimulai, para penonton dari seluruh dunia akan memperhatikan asap di Kota Vatikan.
Mereka ingin mengetahui kabar terbaru tentang siapa yang akan menjadi pemimpin Gereja Katolik berikutnya.
Meskipun proses ini dilakukan secara rahasia, seluruh dunia diberi tahu tentang keputusan harian kelompok tersebut melalui asap berwarna putih atau hitam yang keluar dari puncak Kapel Sistina.
Pada hari Rabu, asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina.
Lantas, apa artinya?
Dilansir USA Today, asap hitam menunjukkan jawaban yang tidak meyakinkan.
Dengan demikian, menandakan bahwa tidak ada paus yang terpilih saat 133 kardinal membuka ritual rahasia yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik.
Sementara itu, asap putih menunjukkan bahwa paus baru telah dipilih.
Asap hitam dan putih digunakan untuk mewakili keputusan para kardinal setiap hari, karena mereka diasingkan dan tidak dapat membagikan berita ini secara langsung.
Baca juga: Dimulai, Begini Ritual Lengkap Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru
Jika salah satu kandidat tidak memperoleh dua per tiga suara yang dibutuhkan, surat suara dibakar di tungku dengan campuran bahan kimia untuk menghasilkan asap hitam.
Asap hitam menunjukkan pemungutan suara berikutnya akan berlangsung.
Jika seorang kandidat terpilih, putaran akhir pemungutan suara dibakar dengan bahan kimia untuk menghasilkan asap putih.
Namun, tidak ada waktu yang pasti untuk sinyal asap yang muncul selama rapat tertutup.
Meski begitu, para ahli menggunakan rapat tertutup sebelumnya untuk membuat tebakan yang masuk akal.
Jika keputusan akhir tidak dibuat pada hari pertama, orang-orang dapat memperkirakan sinyal asap berikutnya akan dibagikan pada pertengahan pagi hari berikutnya, yakni pada Kamis, 8 Mei 2025.
Para kardinal dapat menyelenggarakan hingga empat putaran pemungutan suara dalam satu hari, jika satu kandidat tidak terpilih.
Pengertian Konklaf Kepausan
Konklaf kepausan adalah pemilihan paus baru, yang diselenggarakan oleh Dewan Kardinal, yakni para uskup dan pejabat Vatikan yang dipilih oleh Paus.
Para kardinal bertugas memberikan suara untuk salah satu kolega mereka untuk mengambil alih peran Paus.
Selama konklaf, para kardinal diasingkan, dan tidak dapat berkomunikasi dengan "dunia luar."
Sebelum memberikan suara, para kardinal membahas berbagai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi Gereja Katolik.
Mereka kemudian berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk memohon bimbingan Roh Kudus tentang siapa yang akan menjadi penerusnya.
Baca juga: Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus

Untuk pemilihan yang sebenarnya, para kardinal memasuki Kapel Sistina, mengambil sumpah kerahasiaan, dan menyegel pintu gereja.
Setiap kardinal memberikan suara melalui pemungutan suara rahasia.
Ia mengucapkan doa dan kemudian memasukkan surat suaranya ke dalam piala besar.
Jika salah satu kandidat tidak memperoleh suara mayoritas dua per tiga, pemilihan ulang akan diadakan.
Proses ini diulang hingga salah satu kandidat memperoleh suara yang diperlukan.
Setelah seorang kandidat menerima dua pertiga suara para kardinal, menerima jabatan tersebut dan memilih nama kepausannya, kardinal diakon senior mengumumkannya dari balkon Basilika Santo Petrus sebelum paus baru melangkah keluar untuk menghadapi khalayak.
Baca juga: Konklaf 2025, Paus Baru di Tengah Krisis Dunia
Diberitakan AP News, para kardinal diharapkan untuk menolak segala pengaruh “sekuler” dalam memilih paus.
Namun, lobi semacam itu marak di Roma beberapa hari menjelang konklaf, karena berbagai kelompok mengingatkan para kardinal tentang apa yang diinginkan umat Katolik biasa dari seorang pemimpin.
Umat Katolik muda menulis surat terbuka yang mengingatkan para kardinal bahwa tidak ada gereja tanpa kaum muda, perempuan, dan kaum awam.
Media Katolik konservatif memberikan salinan buku mengilap yang berisi penilaian mereka terhadap para kandidat kepada para kardinal.
Para korban pelecehan seksual oleh pendeta memperingatkan para kardinal bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika mereka gagal menemukan pemimpin yang akan menindak tegas pelecehan dan upaya menutup-nutupi yang telah terjadi selama puluhan tahun.
Para pendukung penahbisan perempuan mengirimkan sinyal asap merah muda melalui Vatikan pada hari Rabu untuk menuntut agar perempuan diizinkan menjadi pendeta dan berpartisipasi dalam konklaf.
Bahkan Gedung Putih ikut campur, dengan mengunggah foto Presiden Donald Trump yang berpakaian seperti Paus.
Trump mengatakan itu lelucon, tetapi tindakan itu dikecam oleh mantan Perdana Menteri Italia Romano Prodi sebagai campur tangan politik yang "tidak senonoh" dalam masalah keimanan yang mengingatkan kita pada masa ketika para penguasa sekuler ikut campur dalam pertemuan-pertemuan rahasia.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.