Tak Hanya Sekali, Gajah di Malaysia Pernah 'Balas Dendam' setelah Anaknya Mati Tertabrak Kereta
Kisah pilu gajah meratapi kematian anaknya di Malaysia terjadi tak hanya sekali. Di tahun 1894 sebuah kereta api tergelincir akibat diserang gajah.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Garudea Prabawati
Para penumpang harus berjalan kaki ke Stasiun Kereta Api Teluk Anson (sekarang Teluk Intan), yang berjarak 4,8 km.
Kereta tersebut melaju dari Tapah Road menuju Teluk Anson dan diawaki oleh seorang warga Inggris dengan kecepatan 30 hingga 40 km/jam.
Saat itu, kecepatan tersebut dianggap tinggi untuk teknologi tersebut.
Beberapa penumpang baru saja kembali dari memeriksa lokasi pertambangan di Perak ketika serangan terjadi.
Untuk memperingati peristiwa luar biasa ini, administrasi perkeretaapian Inggris membangun sebuah tugu peringatan di dekat lokasi kejadian, demikian laporan Utusan TV.
Ratusan tahun telah berlalu, dan tugu peringatan itu hampir rusak.
Jalur kereta api dari Jalan Tapah ke Teluk Intan dihentikan pada akhir tahun 1980-an karena kerugian operasional, yang menyebabkan area itu ditumbuhi semak belukar.
Upaya telah dilakukan pada tahun 2019 untuk membersihkan semak-semak agar tugu peringatan dapat terlihat dan memungkinkan akses bagi pengunjung.
Tetapi sayangnya, alam sekali lagi telah merebut kembali area tersebut, yang sekarang ditinggalkan, seperti dilansir Astro Awani.
"Di sini dimakamkan seekor gajah liar yang, demi membela kawanannya, menyerang dan menggagalkan sebuah kereta api pada tanggal 17 September 1894," tulis tugu tersebut.
Baca juga: Viral Induk Gajah Saksikan Kematian Anaknya yang Ditabrak Truk, Tepat di Hari Ibu Internasional
Viral di Media Sosial
Kejadian anak gajah tertabrak truk di Perak, Malaysia pada hari Minggu kemarin menjadi viral, lantaran mengundang simpati luas.
Jalan Raya Timur-Barat, lokasi anak gajah tewas tertabrak truk, telah menjadi saksi beberapa pertemuan antara manusia dan gajah karena hewan-hewan tersebut harus berjuang melawan habitat yang semakin menipis.
Dikutip dari The Straits Times, Perak Perhilitan telah menyarankan para pengendara untuk menggunakan jalan raya tersebut dari pukul 11.00 hingga 16.00 untuk menghindari gajah, demikian dilaporkan media lokal.
Pada bulan November 2024, Direktur Departemen Perlindungan Satwa Liar dan Taman Nasional Perak (Perhilitan) Malaysia, Yusoff Shariff mengatakan bahwa Suaka Gajah Perak sedang dibangun untuk menampung satwa liar di dekat jalan raya.
Suaka itu bertujuan untuk mengurangi konflik antara manusia dan gajah di negara bagian tersebut.
Suaka tersebut diharapkan akan selesai pada tahun 2029, seperti yang dilaporkan Malay Mail.
Pada bulan Januari 2025, sebuah keluarga mengalami pertemuan dekat di jalan raya ketika sekawanan gajah yang lewat mengguncang mobil yang mereka tumpangi "seperti ayunan".
Pada bulan April 2024, seekor bayi gajah lainnya mati di jalan raya setelah ditabrak oleh kendaraan sport.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.