Jumat, 15 Agustus 2025

Konflik India dan Pakistan

Intelijen Barat Berebut Manfaatkan Puing Rudal PL-15 China di India, Ini Tujuan Analisis Puing Rudal

Dalam sebuah perkembangan yang dapat memiliki implikasi luas bagi doktrin pertempuran udara global, beberapa negara Eropa dan sekutu Barat mereka

|
Editor: Muhammad Barir
DSA/Tangkap Layar
DIANALISIS BARAT - Fragmen rudal PL-15 buatan China yang diduga dilepaskan jet tempur Pakistan saat konfrontasi dengan jet tempur India. Fragmen rudal ini dilaporkan akan diperiksa oleh badan intelijen Barat untuk diteliti. 

Intelijen Barat Berebut Manfaatkan Puing Rudal PL-15 China di India, Ini Tujuan Analisis Puing Rudal

TRIBUNNEWS.COM- Dalam sebuah perkembangan yang dapat memiliki implikasi luas bagi doktrin pertempuran udara global, beberapa negara Eropa dan sekutu Barat mereka dilaporkan telah menyatakan minat yang kuat untuk bermitra dengan India guna mempelajari puing-puing dari rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 buatan China yang ditemukan di beberapa lokasi di dalam wilayah India.

PL-15, yang saat ini merupakan rudal udara-ke-udara di luar jangkauan visual (BVR) tercanggih milik Tiongkok, diketahui digunakan pada pesawat tempur garis depan Angkatan Udara Pakistan (PAF), termasuk Chengdu J-10C dan JF-17 Thunder yang dikembangkan bersama.

Kedua platform pesawat tempur tersebut merupakan peserta aktif dalam konflik udara intensitas tinggi baru-baru ini antara Pakistan dan India, menandai salah satu penggunaan operasional pertama PL-15 dalam skenario keterlibatan yang setara.

Menurut klaim resmi PAF, pesawat tempur multiperan J-10C-nya menggunakan PL-15 dengan efek mematikan, berhasil menjatuhkan enam pesawat tempur Angkatan Udara India (IAF) selama eskalasi.

Di antara pesawat yang dilaporkan dinetralisir adalah tiga Dassault Rafale, satu Su-30MKI, satu MiG-29, dan satu Mirage 2000—membentuk contoh armada penerbangan tempur modern India yang beragam dan tangguh.

Bersamaan dengan J-10C, varian JF-17 Block III milik PAF juga diyakini dipersenjatai dengan PL-15, yang secara signifikan memperluas rantai penghancuran BVR Pakistan dan meningkatkan kemampuannya untuk menyerang dari jarak jauh dengan presisi.

Keberhasilan operasional rudal tersebut telah melambungkan PL-15 menjadi pusat perhatian global, dengan para analis pertahanan, militer, dan lembaga pemikir berlomba-lomba untuk menilai kinerja sistem di dunia nyata dan implikasinya terhadap dominasi udara regional.

Meskipun diklaim efektif, tidak semua rudal PL-15 mengenai sasaran, beberapa dilaporkan gagal meledak atau melenceng dari jalurnya, sehingga memungkinkan pasukan India untuk memulihkan sisa-sisanya dalam kondisi yang sangat utuh.

Menurut media India, beberapa puing—termasuk komponen elektronik utama—ditemukan di desa Kamahi Devi di distrik Hoshiarpur, Punjab, dengan lokasi tambahan yang sedang diselidiki.

Pecahan rudal tersebut kemudian menjadi target utama eksploitasi intelijen asing, dengan sejumlah badan intelijen Barat berupaya mengakses serpihan tersebut untuk keperluan analisis forensik dan rekayasa balik teknis.

Sumber-sumber dalam media pertahanan India mengonfirmasi bahwa beberapa anggota aliansi intelijen “Five Eyes”—yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru—telah “menyatakan minatnya” untuk melakukan pemeriksaan lebih cermat terhadap komponen-komponen PL-15 yang ditemukan.

Di luar jaringan Five Eyes, kekuatan strategis seperti Prancis dan Jepang juga dilaporkan terlibat dalam diskusi di belakang layar dengan New Delhi, yang bertujuan untuk mengamankan akses kolaboratif ke puing-puing rudal untuk penilaian independen.

Bagi para analis Barat, kesempatan untuk membedah PL-15 yang dikerahkan secara operasional menawarkan pandangan langka dan berharga mengenai ekosistem rudal Tiongkok yang berkembang pesat, terutama karena sistem tersebut mulai menyaingi AIM-120D AMRAAM buatan AS dan MBDA Meteor buatan Eropa dalam hal kinerja.

Rudal itu sendiri merupakan lompatan signifikan dalam kemampuan kedirgantaraan Tiongkok, yang mampu mencapai kecepatan Mach 4 dan menyerang target udara pada jarak hingga 300 kilometer—jauh melampaui jangkauan BVR tradisional.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan