Kamis, 7 Agustus 2025

Mesir Incar Jet Siluman China, Mesir Calon Pembeli Jet Tempur J-35A, Begini Kata Letjen Mahmoud Fuad

Selama latihan udara gabungan antara Tiongkok dan Mesir yang baru-baru ini berakhir, seorang komandan Mesir tertarik.

Editor: Muhammad Barir
CCTV
Pesawat tempur siluman J-35A. Selama latihan udara gabungan antara Tiongkok dan Mesir yang baru-baru ini berakhir, seorang komandan Angkatan Udara Mesir berpangkat tinggi secara terbuka menyatakan minatnya yang besar terhadap pesawat tempur siluman generasi berikutnya milik Beijing, J-35A, yang menggarisbawahi potensi perubahan dalam ambisi kekuatan udara strategis Kairo. 

Kairo Incar Jet Siluman China: Mesir Muncul Sebagai Calon Pembeli Jet Tempur Generasi Kelima J-35A

TRIBUNNEWS.COM- Selama latihan udara gabungan antara Tiongkok dan Mesir yang baru-baru ini berakhir, seorang komandan Angkatan Udara Mesir berpangkat tinggi secara terbuka menyatakan minatnya yang besar terhadap pesawat tempur siluman generasi berikutnya milik Beijing, J-35A, yang menggarisbawahi potensi perubahan dalam ambisi kekuatan udara strategis Kairo.

Letnan Jenderal Mahmoud Fuad Abdel Gawad, seorang komandan senior di Angkatan Udara Mesir, dilaporkan menyampaikan ketertarikannya yang kuat pada platform siluman generasi kelima J-35A selama latihan udara gabungan “Eagle of Civilization” yang diadakan antara kedua negara.

Menurut outlet pertahanan regional yang bermarkas di Afrika Utara, komandan Mesir menyampaikan komentarnya selama latihan yang diadakan di Pangkalan Udara Wadi Abu Rish, sebuah fasilitas yang telah menjadi titik fokus dalam mengintensifkan kerja sama militer Tiongkok-Mesir.

Dalam indikasi lebih lanjut mengenai maksud strategis, Letjen Mahmoud menyatakan keinginannya untuk mengunjungi China guna melakukan evaluasi langsung terhadap pesawat tempur J-35A, yang menandakan potensi minat Mesir untuk memperoleh pesawat tersebut guna modernisasi angkatan udara di masa mendatang.

Walaupun Kairo dan Beijing belum secara resmi mengonfirmasi laporan tersebut, episode tersebut mencerminkan peningkatan signifikan dalam keterlibatan pertahanan bilateral saat Tiongkok memanfaatkan latihan bersama untuk memperluas jejak strategisnya di seluruh kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

MENA adalah singkatan dari Middle East and North Africa (Timur Tengah dan Afrika Utara), yang merujuk pada wilayah yang luas yang membentang dari pantai Atlantik Afrika hingga perbatasan Pakistan dan Afghanistan di Asia Tengah, dan dari pesisir Mediterania hingga batas selatan Gurun Sahara. 

Latihan udara gabungan, yang dijuluki “Eagle of Civilization 2025,” diadakan pada bulan April dan menandai kerja sama udara militer berskala besar pertama antara Angkatan Bersenjata Mesir dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).

Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok menggambarkan latihan ini sebagai inisiatif penting yang dirancang untuk “meningkatkan kerja sama praktis dan meningkatkan persahabatan serta rasa saling percaya,” dengan memberi penekanan kuat pada interoperabilitas dan keselarasan strategis antara kedua angkatan udara.

"Ini adalah latihan militer gabungan pertama antara kedua negara, dan sangat penting dalam membina kerja sama pragmatis serta meningkatkan persahabatan dan rasa saling percaya," kata kementerian tersebut, menyoroti komitmen Beijing untuk memperluas diplomasi militer-ke-militer dengan negara-negara MENA.

Untuk latihan bersejarah tersebut, Tiongkok mengerahkan tiga platform udara bernilai tinggi: jet tempur multiperan J-10C, pesawat tanker pengisian bahan bakar udara YU-20, dan, khususnya, pesawat peringatan dini dan kontrol udara KJ-500—yang merupakan pendorong penting peperangan yang berpusat pada jaringan.

Penempatan ini menandai pertama kalinya Tiongkok mengirim platform KJ-500 AEW&C untuk berpartisipasi dalam latihan udara gabungan di tanah asing, yang mencerminkan tumbuhnya kepercayaan diri Beijing dalam memamerkan arsitektur komando dan kontrol udaranya di luar negeri.

Latihan, yang berlangsung dari pertengahan April hingga awal Mei di Wadi Abu Rish, juga berfungsi sebagai wadah untuk menunjukkan perluasan diplomasi kekuatan udara Tiongkok dan kelayakan ekspor pesawat generasi berikutnya.

Keterlibatan Kairo dalam latihan ini bertepatan dengan semakin banyaknya laporan yang menunjukkan Angkatan Udara Mesir sedang mempertimbangkan untuk memperoleh hingga 40 pesawat tempur J-10CE, varian ekspor modern Tiongkok dari J-10C “Vigorous Dragon” yang dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara luar jarak visual (BVR) PL-15 yang ampuh.

J-10CE, yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Corporation, menawarkan kinerja tempur multiperan yang hemat biaya namun berkemampuan tinggi, menjadikannya pilihan menarik bagi angkatan udara yang mencari alternatif bagi platform Barat di tengah kendala geopolitik dan keuangan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan