Taiwan Akan Bangun Sistem Pertahanan Udara T-Dome untuk Tangkis Ancaman China
Taiwan akan membangun sistem pertahanan udara berlapis-lapis baru yang disebut "T-Dome" untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh.
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Taiwan Lai Ching-te mengumumkan bahwa negaranya tengah mempercepat rencana pembangunan sistem pertahanan rudal berlapis “T-Dome” sebagai langkah menghadapi meningkatnya ancaman dari China.
Mengutip Financial Times, dalam pidato Hari Nasional di Taipei, Jumat (10/10/2025), Lai Ching-te menjanjikan pembangunan “jaring pengaman” yang mencakup kemampuan deteksi ketinggian tinggi serta intersepsi rudal yang masuk.
Lai juga menegaskan kembali komitmennya untuk meningkatkan anggaran pertahanan.
Ia menyebut, pertahanan sebagai kebutuhan utama untuk menghadapi ancaman musuh sekaligus pendorong bagi pengembangan industri pertahanan dalam negeri.
Rencana sistem pertahanan rudal ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan militer Taiwan di tengah tekanan yang terus meningkat dari Beijing.
Para pakar militer Amerika Serikat meyakini bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan militernya untuk mengembangkan kemampuan menyerang Taiwan pada tahun 2027.
China selama ini mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menggunakan kekuatan militer jika Taiwan terus menolak kendali China.
Sistem pertahanan T-Dome kemungkinan besar akan berfungsi sebagai perlindungan terhadap serangan rudal, baik dalam skenario invasi langsung maupun serangan terbatas.
Lai tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem T-Dome tersebut.
Namun bulan lalu, Taiwan telah meluncurkan rudal pertahanan udara baru yang mampu mencegat rudal balistik jarak menengah dan menjangkau wilayah udara lebih tinggi dibandingkan rudal Patriot buatan AS yang sudah dimilikinya.
Dalam pidatonya, Lai menyerukan agar China bertindak sebagai kekuatan besar yang bertanggung jawab, termasuk menghentikan ancaman penggunaan kekuatan untuk mengubah status quo.
Baca juga: 10 Negara dengan Layanan Kesehatan Terbaik untuk Ekspatriat, Taiwan Urutan Pertama
Mengacu pada pengalaman kelam Perang Dunia Kedua, Lai menegaskan bahwa penderitaan semacam itu tidak boleh terulang.
Pidato-pidato Lai sebelumnya kerap disambut dengan unjuk kekuatan militer dari China, yang menuduhnya sebagai “separatis.”
Pada Maret lalu, setelah Lai menyebut China sebagai “kekuatan asing yang bermusuhan,” Beijing melancarkan latihan militer skala besar di sekitar pulau utama Taiwan.
Sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (9/10/2025) oleh Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut adanya “ancaman komprehensif” dari Beijing, termasuk penggunaan serangan siber, patroli kesiapan tempur gabungan, dan latihan militer terarah.
Sebelum Meninggal, Calon Praja IPDN Ngaku Lemas, Wakil Rektor Sebut Murni Henti Jantung |
![]() |
---|
Sahabat Ungkap Suasana Pemberkatan Pernikahan Amanda Manopo dan Kenny Austin: Sangat Syahdu |
![]() |
---|
Sorotan Hasil 8 Besar Tenis Wuhan Open 2025: Sabalenka Nobatkan Diri jadi Ratu di China |
![]() |
---|
3 Kriteria Wajib agar Lolos Daftar Magang Kemnaker 2025, Cek di Sini |
![]() |
---|
Sosok Artem Dolgopyat, Atlet Senam Israel Bakal Ditolak Berlaga di Indonesia, Kelahiran Ukraina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.