Jumat, 29 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eks PM Israel: Serangan ke Gaza Biadab, Netanyahu Harus Segera Lengser dari Pemerintahan

Mantan PM Israel  Ehud Olmert  mengecam tindakan politik dan perilaku militer yang dilakukan pemerintahan Netanyahu, mendesaknya agar segera lengser

Editor: Nuryanti
Instagram @b.netanyahu
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Minggu (23/3/2025). Mantan PM Israel  Ehud Olmert  mengecam tindakan politik dan perilaku militer yang dilakukan pemerintahan Netanyahu, mendesaknya agar segera lengser demi masa depan yang lebih baik bagi Israel dan kawasan. 

TRIBUNNEWS.COM – Mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, melayangkan kecaman keras atas tindakan politik dan perilaku militer yang dilakukan pemerintahan Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza.

Kecaman ini dilayangkan Olmert sambil mendesak rezim Netanyahu agar segera runtuh demi masa depan yang lebih baik bagi Israel dan kawasan.

Menurutnya tindakan militer yang dilakukan Netanyahu terhadap Gaza sudah menyalahi aturan.

Bahkan masuk kedalam kategori kejahatan perang yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.

Adapun tindakan yang dimaksud merujuk pada aksi blokade bantuan kemanusiaan Israel selama 11 minggu ke Gaza dan melonjaknya jumlah warga Palestina yang terbunuh.

“Apa lagi kalau bukan kejahatan perang?, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan anggota sayap kanan pemerintahannya telah melakukan tindakan yang tidak dapat ditafsirkan dengan cara lain." ujar Olmet.

"Saya berharap pemerintahan (Netanyahu) ini segera tumbang," imbuhnya kepada CNN International.

Selain mengecam Netanyahu, Olmert juga secara khusus melayangkan kritik tajam terhadap dua menteri sang PM yakni Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich.

Sejak dimulainya perang, Olmert berulang kali membela Israel di luar negeri terhadap tuduhan genosida dan pembersihan etnis di Gaza.

Ketika wanita dan anak-anak terbunuh, Olmert mengatakan ia memberi tahu pejabat dan pewawancara bahwa Israel tidak akan dengan sengaja menargetkan warga sipil.

Namun, setelah 19 bulan perang yang menurut Olmert seharusnya berakhir setahun lalu, ia yakin ia tidak dapat lagi mempertahankan argumen itu.

Baca juga: 85 Persen Warga Israel Ingin Netanyahu Lengser

Olmert menyatakan penyesalannya atas tingginya korban sipil yang jatuh akibat serangan militer Israel di Gaza.

Dimana total korban tewas di Gaza dilaporkan mencapai lebih dari 54.000 jiwa sejak dimulainya perang, termasuk sedikitnya 28.000 wanita dan anak-anak.

 “Serangan ini bukan hanya penghancuran fisik, tetapi juga sebuah luka mendalam pada kemanusiaan,” kata Olmert dalam wawancara dengan media setempat.

Seruan untuk Perubahan Kepemimpinan di Israel

Selain mengecam tindakan militer, Olmert juga menyerukan perubahan dalam kepemimpinan di Israel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan