Konflik Palestina Vs Israel
AS-Israel Tolak Tawaran Hamas untuk Bebaskan 10 Sandera Hidup dan 18 Jenazah
Israel dan Utusan AS Steve Witkoff menolak tawaran Hamas untuk membebaskan 10 sandera hidup dan 18 jenazah serta gencatan senjata permanen.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menanggapi usulan utusan Amerika Serikat (AS), Steve Witkoff, mengenai gencatan senjata selama 60 hari dan pertukaran tahanan.
"Setelah melakukan serangkaian konsultasi nasional, dan berdasarkan tanggung jawab kami yang tinggi terhadap rakyat kami dan penderitaan mereka, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, hari ini menyampaikan tanggapannya terhadap proposal terbaru utusan AS Steve Witkoff kepada saudara-saudara penengah," kata Hamas dalam pernyataannya pada hari Sabtu (31/5/2025).
Dalam tanggapannya, Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan militer Israel secara menyeluruh dari Jalur Gaza, dan memastikan aliran bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Hamas juga akan membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 orang yang tewas sebagai ganti tahanan Palestina di penjara Israel.
"Sebagai bagian dari perjanjian ini, 10 tahanan pendudukan yang masih hidup yang ditahan oleh kelompok perlawanan akan dibebaskan, selain penyerahan 18 jenazah, sebagai imbalan atas sejumlah tahanan Palestina yang disepakati," tambahnya, seperti diberitakan Al-Jazeera.
AS dan Israel Menolak Tanggapan Hamas
Setelah Hamas merilis tanggapannya, media Barat, BBC, melaporkan bahwa Israel dan sekutunya, AS, menolak tanggapan Hamas dan menyebutnya tidak dapat diterima.
Laporan tersebut mengatakan AS dan Israel menolak tanggapan Hamas karena tak satu pun dari tuntutan Hamas tercantum dalam proposal yang sebelumnya diajukan oleh Steve Witkoff.
Dalam komentar pertamanya, Steve Witkoff mengatakan tanggapan Hamas sama sekali tidak dapat diterima.
"Saya menerima tanggapan Hamas terhadap usulan Amerika Serikat. Itu sama sekali tidak dapat diterima dan hanya membawa kita mundur," kata Witkoff pada hari Sabtu.
"Hamas harus menerima usulan kerangka kerja yang kami ajukan sebagai dasar untuk perundingan jarak dekat, yang dapat segera kami mulai minggu depan," lanjutnya.
Baca juga: Israel Ultimatum Hamas: Terima Proposal Gencatan Senjata atau Hancur di Tanah Gaza
Menurutnya, Hamas harus menerima proposal tersebut untuk menyepakati gencatan senjata selama 60 hari.
"Itulah satu-satunya cara agar kita dapat menutup kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dalam beberapa hari mendatang," tambahnya.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel juga merilis penolakan terhadap tanggapan Hamas.
“Meskipun Israel telah menyetujui kerangka kerja Witkoff yang diperbarui untuk pembebasan sandera kami, Hamas tetap berpegang pada penolakannya," kata kantor tersebut dalam pernyataannya.
“Hal ini tidak dapat diterima dan menghambat proses. Israel akan melanjutkan upayanya untuk membawa pulang sandera kami dan mengalahkan Hamas,” tambahnya, dikutip dari The Times of Israel.
Sebelumnya, Steve Witkoff mengajukan proposal kepada Hamas, yang sebelumnya proposal tersebut telah disetujui oleh Israel.
Usulan tersebut akan mencakup gencatan senjata selama 60 hari dan pertukaran 28 dari 58 sandera yang masih ditawan di Gaza dengan lebih dari 1.200 tahanan dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.