Senin, 18 Agustus 2025

Pengawas Nuklir PBB Pergoki Iran Sat-set Kembangkan Persediaan Uranium, Teheran Berdalih

Badan pengawas nuklir PBB ultimatum Iran ketahuan kembangkan persediaan uranium, Teheran dengan tegas menolak

HO
PENGEMBANGAN NUKLIR - Berbagai fasilitas nuklir Iran yang merupakan jantung program nuklir Timur Tengah akan diawasi secara ketat oleh pengawas nuklir PBB. Badan pengawas nuklir PBB ultimatum Iran ketahuan kembangkan persediaan uranium, Teheran dengan tegas menolak 

TRIBUNNEWS.COM - Iran telah secara signifikan memperluas persediaan uraniumnya yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata, menurut laporan rahasia oleh pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

IAEA juga mendesak Teheran untuk segera mengubah arahnya dan bekerja sama dengan penyelidikan jangka panjang yang dilakukan lembaga tersebut terhadap aktivitas nuklirnya.

Laporan IAEA yang dirilis Sabtu lalu tiba pada saat yang sensitif secara diplomatik, , seperti diberitakan Associated Press.

Presiden AS Donald Trump dilaporkan tengah mengupayakan kesepakatan dengan Teheran untuk mengendalikan program nuklirnya, tetapi beberapa putaran negosiasi antara kedua pihak sejauh ini gagal menghasilkan terobosan.

Menurut kantor berita AP, IAEA yang berpusat di Wina melaporkan bahwa hingga 17 Mei, Iran telah mengumpulkan 408,6 kilogram (900,8 pon) uranium yang diperkaya hingga 60 persen.

Ini menandai peningkatan sebesar 133,8 kilogram (294,9 pon) — hampir persen, sejak laporan triwulanan lembaga sebelumnya pada bulan Februari.

AP mencatat bahwa "material yang diperkaya 60 persen merupakan langkah teknis yang pendek dari tingkat mutu senjata sebesar 90 persen."

Laporan tersebut menekankan bahwa Iran sekarang adalah “satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memproduksi bahan tersebut,” yang oleh badan tersebut digambarkan sebagai masalah “yang sangat memprihatinkan.”

IAEA juga menunjukkan bahwa “sekitar 42 kilogram uranium yang diperkaya 60 persen secara teoritis cukup untuk memproduksi satu bom atom, jika diperkaya lebih lanjut hingga 90 persen.”

Lembaga pengawas tersebut lebih lanjut memperkirakan bahwa total persediaan uranium yang diperkaya Iran, termasuk tingkat pengayaan yang lebih rendah, telah mencapai 9.247,6 kilogram (20.387,4 pon), yang mencerminkan peningkatan sebesar 953,2 kilogram (2.101,4 pon) sejak Februari.

Sementara Iran terus menegaskan bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai, Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi telah memperingatkan bahwa persediaan senjata nuklirnya cukup untuk memproduksi “beberapa” bom nuklir jika Iran memutuskan untuk melanjutkannya.

Baca juga: Pakistan Melihat India Sebagai Ancaman, Intelijen AS Peringatkan Peningkatan Senjata Nuklir

Teheran menolak keras laporan tersebut.

Dalam pernyataan bersama, Kementerian Luar Negeri Iran dan Organisasi Energi Atom Iran menolak temuan tersebut, menuduh badan tersebut mengandalkan "sumber informasi yang tidak dapat diandalkan dan berbeda" dan mengatakan laporan tersebut "bias, tidak profesional, dan kurang memuat informasi penting dan terkini."

"Republik Islam Iran menyatakan kekecewaannya terhadap laporan tersebut, yang disiapkan dengan memberikan tekanan pada lembaga tersebut untuk tujuan politik, dan menyatakan keberatannya yang jelas tentang isinya," kata pernyataan itu.

Pernyataan itu juga menegaskan kembali bahwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah mengeluarkan dekrit agama yang melarang senjata nuklir.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan