Tak Perlu Khawatir, Ini 5 Tahapan Aman Pemeriksaan Kedokteran Nuklir bagi Pasien Kanker
Pemeriksaan kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman dan memiliki efek samping. Ini 5 tahapan aman sebelum pengobatan.
Ringkasan Berita:
- Pengobatan di bidang kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman, atau bakal ada efek samping?
- Dari sisi kesehatan, pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi dan menilai penyebaran penyakit seperti kanker.
- Dokter membeberkan tahapan persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman dan memiliki efek samping.
Banyak pasien yang merasa khawatir dan takut. Padahal dari sisi kesehatan, pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi dan menilai penyebaran penyakit seperti kanker.
Baca juga: Jumlah Pasien Hipertensi dan Diabetes Tembus 27,9 Juta Orang, Total Biaya Pengobatan Rp 35,3 T
Dokter spesialis kedokteran nuklir dr. Esther Devina Panjaitan, Sp.KN membeberkan tahapan persiapan yang penting dilakukan pasien sebelum melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir ini.
Pemeriksaan kedokteran nuklir adalah metode pencitraan yang menggunakan sejumlah kecil zat radioaktif (radioisotop) untuk mendiagnosis dan menilai kondisi medis, seperti penyakit jantung, kanker, dan masalah tulang
Melalui pemeriksaan ini dokter dapat menilai fungsi dan bentuk organ tubuh dengan lebih jelas, sehingga penyakit lebih cepat dan tepat terdiagnosis.
Selain untuk memantau perkembangan penyakit, pemeriksaan ini bisa juga untuk mengevaluasi keberhasilan terapi.
Tahapan Pemeriksaan Kedokteran Nuklir
Berikut 5 tahapan pemeriksaan kedokteran nuklir bagi pasien kanker menurut dr Esther.
1.Pemeriksaan Gula Darah
“Yang paling utama adalah untuk pemeriksaan gula darah. Kenapa harus dilakukan pemeriksaan gula darah? Karena obat yang akan dimasukkan atau radiotracernya dia adalah glukosa analog,” kata dia saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).
Radiotracer merupakan glukosa analog dimana zatnya menyerupai glukosa. Radiotracer ini berfungsi mengikuti aliran glukosa ke dalam organ tubuh yang aktif menggunakan gula sebagai sumber energi.
“Karena itu pasien diminta untuk berpuasa dan dilakukan pemeriksaan gula darah terlebih dahulu. Tujuannya untuk memastikan apakah pemeriksaan bisa dilakukan atau tidak,” ujarnya.
2. Ganti Pakaian Khusus
Kedua, pasien harus mengganti pakaian khusus yang disediakan.
Tujuannya agar tidak ada kontaminasi radiasi.
“Walaupun kami sudah melakukan seminimal mungkin, seaman mungkin, tetapi kami tidak pernah tahu kalau ada pasien yang tiba-tiba dia mengeluhkan muntah atau yang lain itu bisa jadi kontaminasi Jadi harapannya pasien pulang pun dia tidak akan membawa radiasi keluar ruangan,” tutur dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.