Kamis, 11 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dampak Fatal Bagi Rusia Kehilangan Puluhan Pesawat Tempur yang Hancur Diserang Ukraina

Amerika Serikat memperkirakan  hingga 20 pesawat tempur Rusia terkena serangan Ukraina yang sudah dipersiapkan selama 18 bulan dengan drone

tangkap layar/SBU
BOMBER KENA BOM - Asap dari pesawat yang terbakar terlihat di belakang pesawat bomber Tu-22M3 Rusia yang terkena serangan Ukraina. 

Dampak Fatal Bagi Rusia Kehilangan Puluhan Pesawat Tempur yang Hancur Diserang Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Rusia diperkirakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengganti pesawat pengebom berkemampuan nuklir yang terkena serangan pesawat tak berawak Ukraina akhir pekan lalu.

Hal ini berdampak pada terhambatnya program modernisasi pesawat-pesawat tempur mereka yang sebelumnya sudah tertunda.

Hal itu dilaporkan TMT, dikutip Minggu (8/6/2025) mengutip penjelasan pakar penerbangan militer Barat.

"Foto satelit dari lapangan udara di Siberia dan wilayah utara  Rusia menunjukkan kerusakan parah akibat serangan itu, dengan beberapa pesawat terbakar habis, meskipun ada versi yang saling bertentangan mengenai jumlah total yang hancur atau rusak," kata laporan tersebut.

Amerika Serikat memperkirakan  hingga 20 pesawat tempur Rusia terkena serangan — sekitar setengah dari jumlah yang diperkirakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky — dan sekitar 10 hancur, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters.

Pemerintah  Rusia pada Kamis membantah adanya pesawat yang hancur dan mengatakan kerusakan tersebut akan  diperbaiki.

"Namun para blogger militer  Rusia telah berbicara tentang kehilangan atau kerusakan serius pada sekitar selusin pesawat, dan menuduh para komandan melakukan kelalaian," kata laporan tersebut.

Serangan tersebut  —  dipersiapkan selama 18 bulan dalam operasi intelijen Ukraina yang dijuluki "Jaring Laba-laba" dan dilakukan oleh pesawat tanpa awak yang diselundupkan ke dekat pangkalan menggunakan truk — memberikan pukulan simbolis yang kuat bagi negara yang, selama perang Ukraina,  sering mengingatkan  dunia akan kekuatan nuklirnya.

Baca juga: Rahasia Serangan Udara Paling Sukses Ukraina Sepanjang Sejarah: Pesawat Bomber Rusia Hancur Dibom

PANGKALAN UTAMA RUSIA - Pangkalan Udara Engels-2 di Rusia merupakan pangkalan utama bagi pesawat pembom strategis Moskow. Serangan pesawat nirawak Ukraina di Pangkalan Udara Engels-2 dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, Minggu (23/3/2025).
PANGKALAN UTAMA RUSIA - Pangkalan Udara Engels-2 di Rusia merupakan pangkalan utama bagi pesawat pembom strategis Moskow. Serangan pesawat nirawak Ukraina di Pangkalan Udara Engels-2 dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, Minggu (23/3/2025). (bbc/tangkap layar)


Dalam praktiknya, kata para ahli, hal itu tidak akan secara serius memengaruhi kemampuan serangan nuklir  Rusia , yang sebagian besar terdiri dari rudal berbasis darat dan kapal selam.

"Namun, pesawat pengebom Tu-95MS Bear-H dan Tu-22M3 Backfire yang terkena serangan adalah bagian dari armada penerbangan jarak jauh yang digunakan  Rusia  sepanjang perang untuk menembakkan rudal konvensional ke kota-kota Ukraina, pabrik pertahanan, pangkalan militer, infrastruktur listrik, dan target lainnya," kata Justin Bronk, pakar penerbangan di lembaga pemikir RUSI di London.

Armada yang sama juga telah melaksanakan penerbangan patroli berkala ke Kutub Utara, Atlantik Utara, dan Pasifik utara sebagai unjuk kekuatan untuk menghalangi musuh-musuh  Rusia di Barat.

Bronk mengatakan, pada awal invasinya ke Ukraina tahun 2022,  Rusia  mengoperasikan armada 50-60 Bear-H dan sekitar 60 Backfire, bersama dengan sekitar 20 pesawat pengebom berat Blackjack berkemampuan nuklir Tu-160M.

Ia memperkirakan kalau   Rusia  kini telah kehilangan lebih dari 10 persen armada gabungan Bear-H dan Backfire, dengan memperhitungkan serangan akhir pekan lalu dan hilangnya beberapa pesawat di awal perang — satu ditembak jatuh dan yang lainnya diserang saat di darat.

Kerugian ini "akan memberi tekanan besar pada pasukan utama  Rusia yang sudah beroperasi pada kapasitas maksimum," kata Bronk kepada Reuters.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan