Rabu, 10 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dampak Fatal Bagi Rusia Kehilangan Puluhan Pesawat Tempur yang Hancur Diserang Ukraina

Amerika Serikat memperkirakan  hingga 20 pesawat tempur Rusia terkena serangan Ukraina yang sudah dipersiapkan selama 18 bulan dengan drone

tangkap layar/SBU
BOMBER KENA BOM - Asap dari pesawat yang terbakar terlihat di belakang pesawat bomber Tu-22M3 Rusia yang terkena serangan Ukraina. 

Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan atas laporan ini.

SERANGAN SUKSES - Kolase Pesawat pengebom A-50 AEW&C, Tu-95MSM dan serangan pesawat nirawak Ukraina. Pada Minggu (1/6/2025), pasukan Ukraina melancarkan serangan besar-besaran yang sukses terhadap tiga fasilitas utama Angkatan Udara Rusia termasuk Olenya di wilayah Murmansk, Dyagilevo di wilayah Ryazan, dan pangkalan udara Belaya di wilayah Irkutsk, Siberia.
SERANGAN SUKSES - Kolase Pesawat pengebom A-50 AEW&C, Tu-95MSM dan serangan pesawat nirawak Ukraina. Pada Minggu (1/6/2025), pasukan Ukraina melancarkan serangan besar-besaran yang sukses terhadap tiga fasilitas utama Angkatan Udara Rusia termasuk Olenya di wilayah Murmansk, Dyagilevo di wilayah Ryazan, dan pangkalan udara Belaya di wilayah Irkutsk, Siberia. (tangkap layar/mwm)

Proyek Modernisasi Jadi Tertunda

Mengganti pesawat akan menjadi tantangan tersendiri.

Baik Bear H maupun Backfire adalah pesawat yang dirancang pada era Soviet dan sudah tidak diproduksi lagi selama beberapa dekade, kata Douglas Barrie, pakar kedirgantaraan di International Institute for Strategic Studies di London, meskipun pesawat yang ada telah ditingkatkan selama bertahun-tahun.

Barrie mengatakan bahwa membangun pesawat baru dengan model yang sama sangat tidak mungkin, dan tidak jelas apakah  Rusia  memiliki badan pesawat cadangan yang dapat digunakan dari kedua jenis tersebut.

Sanksi Barat terhadap  Rusia  ditujukan untuk membatasi impor komponen seperti mikroprosesor yang vital bagi sistem avionik, meskipun sejauh ini Moskow relatif berhasil menemukan sumber alternatif, tambah Barrie.

Rusia  telah memodernisasi armada pesawat pengebom Blackjack-nya, dan Putin mengirimkan sinyal tajam ke Barat tahun lalu dengan melakukan penerbangan selama 30 menit menggunakan salah satu pesawat tersebut dan menyatakannya siap untuk bertugas.

Namun, produksi Blackjack baru berjalan lambat — seorang blogger militer  Rusia minggu ini memperkirakan produksinya hanya empat per tahun — dan para ahli Barat mengatakan kemajuan dalam pengembangan pesawat pengebom PAK DA generasi berikutnya milik  Rusia juga berjalan sangat lambat.

Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) mengatakan dalam sebuah  laporan  bulan lalu bahwa  Rusia  telah menandatangani kontrak dengan produsen Tupolev pada tahun 2013 untuk membangun PAK DA, tetapi mengutip laporan media  Rusia yang mengatakan penerbangan uji negara tidak dijadwalkan hingga tahun depan, dengan produksi awal akan dimulai pada tahun 2027.

Meskipun  Rusia  akan berusaha mempercepat rencana PAK DA, Rusia mungkin tidak memiliki kapasitas, kata Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di FAS. Ia mengatakan dalam sebuah wawancara telepon bahwa  Rusia  menghadapi penundaan dengan sejumlah proyek pertahanan besar lainnya, termasuk rudal balistik antarbenua Sarmat yang baru.

Bronk dari RUSI juga skeptis terhadap peluang Moskow untuk mempercepat jadwal pembuatan pesawat pengebom generasi berikutnya.

" Rusia  akan kesulitan untuk melaksanakan program PAK DA dalam lima tahun ke depan, apalagi mempercepatnya, akibat kekurangan anggaran dan kendala material serta teknologi pada industri akibat sanksi," katanya.

 

(oln/tmt/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan