Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Iran Kutuk Kebijakan Larangan Perjalanan AS: Sebuah Sikap Rasis dan Bermusuhan terhadap Muslim
Iran kecam larangan perjalanan AS sebagai tindakan rasis dan bermusuhan terhadap warga Iran dan negara mayoritas Muslim lainnya.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
“Larangan ini dapat merusak prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan nilai-nilai Amerika,” tulis IRC dalam pernyataannya.
Larangan juga memicu respons keras dari berbagai negara.
Presiden Chad, Mahamat Idriss Deby Itno, mengumumkan pembalasan dengan menangguhkan visa untuk warga AS.
Ia menegaskan, “Chad mungkin tak punya pesawat atau uang miliaran dolar, tapi kami punya harga diri.”
Komisi Uni Afrika turut mengecam langkah ini.
Mereka menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak larangan tersebut terhadap pertukaran pendidikan, hubungan diplomatik, dan koneksi antarwarga yang telah terjalin puluhan tahun.
Isu Keamanan
Trump mengklaim kebijakan ini penting untuk mencegah masuknya “orang-orang buruk” ke AS.
Sejumlah analis menilai pendekatan ini justru kontraproduktif.
Baca juga: Langkah UEA Mencabut Larangan Perjalanan ke Lebanon Disambut Baik oleh PM Lebanon Nawaf Salam
Dalam periode sebelumnya (2017–2021), larangan serupa telah menuai gugatan hukum dan dinilai diskriminatif.
Kebijakan ini juga tidak menyasar pemegang visa dan kartu hijau yang sudah sah, meski pengecualian itu sangat terbatas.
Beberapa kategori visa masih diizinkan, tergantung pada kepentingan nasional AS.
Meskipun hubungan diplomatik antara Iran dan AS telah terputus sejak 1980, Amerika Serikat tetap menjadi rumah bagi sekitar 1,5 juta diaspora Iran.
Kebijakan baru ini diperkirakan akan berdampak besar pada keluarga-keluarga yang ingin berkumpul kembali atau menjalani studi dan pekerjaan di AS.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.