Kamis, 21 Agustus 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Pecah Kongsi! Elon Musk Usulkan Pemakzulan Trump, Dorong JD Vance Rebut Kursi Presiden

Elon Musk setuju dengan usulan agar Presiden Trump dimakzulkan, sementara untuk menggantikan tugasnya ia mengajukan JD Vance sebagai presiden AS

|
Facebook The White House
ELON MUSK - Gambar diambil dari Facebook White House pada Minggu (1/6/2025). Elon Musk setuju dengan usulan agar Presiden Trump dimakzulkan, sementara untuk menggantikan tugasnya ia mengajukan JD Vance sebagai presiden AS. 

TRIBUNNEWS.COM – Miliarder kondang di industri teknologi, Elon Musk setuju dengan usulan agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dimakzulkan.

Dalam cuitannya Musk menegaskan bahwa ia setuju dengan usulan komentator konservatif terkait pemakzulan Donald Trump dan mengajukan JD Vance sebagai presiden AS yang baru.

Dukungan Musk terhadap pemakzulan muncul setelah komentator konservatif Ian Miles Cheong mengangkat ide tersebut sebagai bentuk koreksi terhadap arah pemerintahan Trump.

“Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Menurutku Elon. Trump seharusnya dimakzulkan lalu digantikan JD Vance,” tulis Cheong di media sosial.

Menanggapi cuitan tersebut, Musk membalas singkat unggahan tersebut dengan mengatakan, “Ya,” seolah mengisyaratkan bahwa bos Tesla itu mendukung pemakzulan Trump.

Senada dengan Musk Partai Republik rival partai Musk juga di Senat juga mempertimbangkan untuk membuat perubahan.

Mereka menilai RUU anggaran baru Musk hanya akan menambah 2,4 triliun dolar ke utang AS, menjadi sebesar 36,2 triliun dolar selama 10 tahun.

Alasan ini yang membuat banyak anggota parlemen khawatir, hingga mereka menyetujui ide pemakzulan Trump dan bahkan mengusulkan agar Wakil Presiden JD Vance jadi presiden baru AS.

Sebagai informasi selama masa jabatan pertamanya antara tahun 2017 dan 2021, Trump dimakzulkan dua kali.

Pertama pada tahun 2019 atas tuduhan bahwa ia menekan Ukraina untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden menjelang pemilihan umum tahun 2020. Ia dibebaskan oleh Senat.

Upaya kedua terjadi pada bulan Januari 2021, setelah serangan di Gedung Capitol AS. Trump dituduh menghasut pemberontakan, tetapi Senat kembali membebaskannya.

JD Vance Tolak Jadi Presiden

Baca juga: Donald Trump Ngambek, Ancam Jual Mobil Tesla Miliknya Gegara Perseteruan dengan Elon Musk

Merespon rencana pemakzulan Trump yang diserukan Elon Musk dan anggota Partai Republik, JD Vance menolak secara halus namun tegas.

Vance mengakui bahwa Elon Musk adalah orang yang cerdas dan berpengaruh, tetapi menyayangkan bahwa Musk bersikap terlalu emosional dalam konflik ini.

Dalam pernyataannya, Vance menekankan bahwa pemakzulan bukan solusi yang sehat bagi perpecahan politik di Amerika Serikat.

Ia juga menyatakan bahwa dirinya tetap setia kepada Trump, dan tidak berniat mengambil alih posisi presiden secara inkonstitusional.

JD Vance berusaha menjaga posisi politik yang stabil, tampak ingin menghindari konflik terbuka baik dengan Trump maupun dengan Musk, dua tokoh berpengaruh dalam Partai Republik dan dunia bisnis AS.

"Saya berharap Elon akhirnya kembali. Mungkin itu tidak mungkin sekarang karena dia sudah sangat agresif," kata Vance dikutip dari The Guardian.

Kronologi Konflik Musk VS Trump

Komentar ini dicuitkan Musk di platform media sosial miliknya di tengah serangkaian unggahan saat ia dan Trump secara terbuka saling mengkritik dalam memburuknya hubungan politik yang tampak kuat beberapa minggu lalu.

Adapun pertengkaran publik dimulai pada Kamis (5/6/2025) sore waktu setempat, setelah presiden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia "kecewa" dengan kritik Musk terhadap rancangan undang-undang rekonsiliasi anggarannya.

Merespons kritikan itu, Presiden Trump  menyebut miliarder itu "gila" dan mengancam akan membatalkan kontrak federal perusahaannya.

Trump kemudian mengatakan di platform media sosial Truth Social bahwa ia tidak keberatan Musk menentangnya tetapi ia seharusnya melakukannya "beberapa bulan yang lalu."

Musk yang sebelumnya menyebut dirinya sebagai "sahabat utama" Trump, langsung membalas cuitan Trump lewat media sosial di platform X-nya.

Musk mengunggah cuitan, menyebut bahwa Trump tidak akan pernah memenangkan kembali Gedung Putih tanpa bantuannya.

Musk bahkan mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa Dragon yang sangat penting yang menopang Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang selama ini menjadi andalan pengiriman kargo dan kru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). 

Buntut perseteruan ini Trump dengan tegas menyatakan bahwa hubungan antara dirinya dan miliarder teknologi Elon Musk telah berakhir.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan