Selasa, 16 September 2025

Italia Putus Kontrak dengan Paragon, Spyware Israel Diduga Mata-matai Jurnalis dan Aktivis

Italia hentikan kerja sama dengan Paragon, usai tuduhan spyware Israel digunakan untuk memata-matai jurnalis dan aktivis migran.

Freepik
ILUSTRASI SPYWARE PARAGON. Gambar diambil dari Freepik, Selasa (10/6/2025), menunjukkan ilustrasi spyware Paragon. Italia resmi memutus kontrak dengan perusahaan spyware Israel, Paragon, usai muncul dugaan pemantauan terhadap jurnalis dan aktivis. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Italia secara resmi menghentikan kerja sama dengan perusahaan spyware asal Israel, Paragon.

Keputusan ini diambil menyusul skandal penyadapan yang diduga menargetkan jurnalis dan aktivis kemanusiaan.

Tekanan publik dan kritik luas dari oposisi, organisasi pers, dan kelompok pembela hak asasi manusia juga menambah panas situasi.

Pengumuman pemutusan kontrak tersebut dikonfirmasi melalui laporan yang dirilis oleh Komite Pengawas Badan Intelijen Parlemen Italia (COPASIR) pada Senin (9/6/2025), dikutip dari Reuters dan Times of Israel.

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa penggunaan spyware Paragon oleh lembaga intelijen Italia awalnya sempat ditangguhkan, sebelum akhirnya dibatalkan secara menyeluruh.

Laporan itu juga mengungkap bahwa penghentian kerja sama terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik.

Tekanan tersebut muncul setelah terbongkar adanya dugaan spyware buatan Paragon digunakan untuk menyusup ke ponsel jurnalis dan relawan kemanusiaan.

Mereka yang dipantau berasal dari organisasi penyelamat migran Mediterranea Saving Humans.

Selama ini Mediterranea Saving Humans dikenal kerap mengkritik kebijakan imigrasi pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni.

Versi Pemerintah dan Paragon Berbeda

Pemerintah Italia dan Paragon mengonfirmasi bahwa kontrak telah dihentikan.

Baca juga: WhatsApp: Perusahaan Spyware Israel Targetkan Jurnalis dan Anggota LSM

Kedua pihak menyampaikan narasi yang bertolak belakang soal alasan dan waktu pemutusan hubungan.

Paragon menyatakan bahwa mereka menghentikan layanan kepada Italia segera setelah muncul laporan bahwa Francesco Cancellato, pemimpin redaksi media investigasi Fanpage, menjadi target pengawasan.

Dalam pernyataannya kepada Fanpage, Paragon juga menyebut bahwa pemerintah Italia menolak tawaran untuk melakukan penyelidikan bersama terkait kasus tersebut.

Sementara itu, dalam keterangan kepada parlemen pada Februari lalu, pemerintah Meloni menyatakan bahwa kontrak masih berlaku saat itu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kapan sebenarnya kerja sama dihentikan.

Tuduhan Penyadapan Terhadap Aktivis dan Jurnalis

Meta, induk perusahaan WhatsApp, sebelumnya mengungkap bahwa spyware Paragon telah digunakan untuk menargetkan puluhan pengguna aplikasi mereka secara global, termasuk beberapa pengguna di Italia.

Pemerintah Italia mengakui bahwa tujuh warga negaranya menjadi sasaran penyadapan, namun bersikeras bahwa semua pengawasan dilakukan secara legal dan berdasarkan izin dari jaksa.

Pemerintah membantah keterlibatan dalam penyadapan ilegal, dan telah meminta Badan Keamanan Siber Nasional (ACN) untuk meninjau masalah tersebut.

Tuduhan tetap mengemuka, terutama karena beberapa target adalah figur publik dan aktivis kemanusiaan.

Salah satu yang mengaku menjadi korban adalah Francesco Cancellato. Ia mengklaim kepada Reuters bahwa dirinya disadap secara tidak sah.

Laporan COPASIR menyatakan tidak menemukan bukti bahwa Cancellato benar-benar dipantau menggunakan spyware Paragon.

Aktivis Migran Dipantau dan Diadili

Yang paling kontroversial adalah penggunaan spyware terhadap dua anggota Mediterranea, Luca Casarini dan Beppe Caccia.

Baca juga: Gunakan WhatsApp, Banyak Jurnalis Jadi Target Serangan Spyware Israel, Ini Modusnya

Keduanya merupakan tokoh penting dalam operasi penyelamatan migran di Laut Tengah yang sering berselisih dengan kebijakan keras pemerintah Meloni terhadap pencari suaka.

Menurut laporan COPASIR, pengawasan terhadap Casarini dan Caccia disetujui oleh Alfredo Mantovano, penasihat intelijen utama Meloni, pada 5 September 2024.

COPASIR menegaskan bahwa pengawasan tersebut bukan karena mereka adalah aktivis, melainkan karena dugaan keterlibatan mereka dalam aktivitas imigrasi ilegal.

Pada Mei lalu, seorang hakim di Sisilia memerintahkan Casarini, Caccia, dan empat lainnya diadili atas tuduhan membantu imigrasi ilegal.

Kasus ini disebut sebagai yang pertama di Italia di mana awak kapal penyelamat dihadapkan pada proses hukum.

Para terdakwa membantah semua tuduhan dan menyebut kasus ini sebagai upaya kriminalisasi terhadap aksi kemanusiaan.

Seruan Transparansi dan Penyelidikan

Kantor Perdana Menteri Giorgia Meloni sejauh ini belum memberikan komentar terkait laporan COPASIR dan pemutusan kontrak dengan Paragon.

Tekanan terus meningkat.

Partai oposisi menyerukan agar pemerintah memberikan penjelasan resmi di parlemen dan membuka akses terhadap dokumen penggunaan spyware.

Sementara itu, Federasi Nasional Pers Italia (FNSI) telah meminta jaksa untuk membuka penyelidikan menyeluruh terkait penggunaan spyware ini.

Mereka menekankan pentingnya memastikan bahwa kebebasan pers dan hak-hak sipil tetap terlindungi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan