Trump Tarik Personel AS dari Kawasan Timur Tengah: Tempat Itu Bisa Jadi Berbahaya
Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat mulai memindahkan personel dari beberapa wilayah di Timur Tengah.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat mulai memindahkan personel dari beberapa wilayah di Timur Tengah di tengah memuncaknya ketegangan yang melibatkan Iran dan Israel.
Menurut Trump, langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi bahaya di kawasan tersebut.
"Ya, mereka dipindahkan karena tempat itu bisa jadi berbahaya," kata Trump kepada wartawan saat menghadiri pemutaran film "Les Miserables" di Kennedy Center di Washington, setelah adanya laporan bahwa staf kedutaan sedang dipindahkan, dikutip dari Barron's.
Pernyataan ini muncul di tengah belum tercapainya kesepakatan nuklir baru antara AS dan Iran.
Meski telah terjadi beberapa putaran perundingan, kemajuan yang berarti belum terlihat.
Trump menegaskan bahwa ada satu hal yang tak bisa ditawar.
"Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi," tegasnya.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS telah memulai pemindahan personel tidak esensial dari berbagai lokasi strategis di Timur Tengah, termasuk Irak, Bahrain dan Kuwait.
Pemindahan ini juga mencakup konsulat AS di Ebil, wilayah Kuridstan Irak, dikutip dari CNN.
Seorang pejabat pertahanan menyebut bahwa Komando Pusat AS (CENTCOM) terus memantau situasi, mengingat ketegangan yang berkenbang di kawasan.
Hal ini juga membuat komandan CENTCOM, Jenderal Micahel Kurilla harus menunda jadwal kesaksian di hadapan Komite Senat karena situasi ini.
Departemen Luar Negeri AS juga memperbarui travel advisory mereka.
Baca juga: BREAKING NEWS: Amerika Evakuasi Staf Kedubes di Timur Tengah, Perang Israel-AS Vs Iran di Depan Mata
Ia mengatakan bahwa keberangkatan personel non-darurat diperintahkan 'karena meningkatnya ketegangan regional'.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah mengizinkan keberangkatan sukarela tanggungan militer dari beberapa lokasi militer di kawasan tersebut, dengan alasan keamanan.
"Keselamatan dan keamanan anggota angkatan bersenjata kami dan keluarga mereka tetap menjadi prioritas utama kami," ujar pejabat pertahanan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.