Konflik Iran Vs Israel
Tak Hanya Serang Puluhan Target di Iran, Israel Lewat Mossad Ternyata Gelar Operasi Sabotase Rahasia
Mossad Israel disebut melakukan serangkaian operasi sabotase rahasia terhadap pertahanan udara dan fasilitas rudal Iran.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Israel menyerang ibu kota Iran, Teheran, Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat.
Serangan itu menargetkan program nuklir Iran dan meningkatkan potensi perang habis-habisan antara dua musuh bebuyutan di Timur Tengah tersebut.
Adapun serangan itu tampaknya menjadi serangan paling signifikan yang pernah dihadapi Iran sejak perangnya dengan Irak pada tahun 1980-an, dengan beberapa lokasi di seluruh negeri yang terkena serangan.
Puluhan target di seluruh Iran yang terkait dengan program nuklir, fasilitas militer, dan komandan militer telah diserang oleh Angkatan Udara Israel.
Israel kini bersiap menghadapi respons yang diharapkan dari Teheran.
Badan intelijen Israel, Mossad, disebut melakukan serangkaian operasi sabotase rahasia terhadap pertahanan udara dan fasilitas rudal Iran bersamaan dengan serangan meluas di sejumlah lokasi di seluruh Iran.
"Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada saya bahwa selain serangan udara, Mossad Israel, badan intelijen asing, melakukan beberapa operasi di dalam wilayah Iran terhadap pertahanan udara Iran dan terhadap rudal jarak jauh Iran," kata reporter Axios Barak Ravid kepada CNN, Jumat.
Pada X, Ravid menggambarkannya sebagai “operasi sabotase rahasia jauh di dalam Iran.”
Serangan Israel ke Iran
Diberitakan Arab News, serangan itu terjadi di tengah peringatan dari Israel bahwa mereka tidak akan mengizinkan Teheran membangun senjata nuklir, meskipun masih belum jelas seberapa dekat negara itu sebenarnya untuk mencapainya.
Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di YouTube bahwa serangan akan terus berlanjut "selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini."
Baca juga: Teheran Murka, Jubir Militer Iran Bersumpah Israel akan Membayar Harga Mahal atas Serangannya
Kemudian, serangan itu menyusul meningkatnya ketegangan yang menyebabkan Amerika Serikat (AS) menarik beberapa diplomat dari ibu kota Irak dan menawarkan evakuasi sukarela bagi keluarga pasukan AS di Timur Tengah yang lebih luas.
Serangan itu terjadi saat ketegangan telah mencapai puncak baru atas program nuklir Teheran yang berkembang pesat.
Iran segera mengumumkan akan membangun situs pengayaan ketiga di negara itu dan mengganti beberapa sentrifus dengan yang lebih canggih.
Ada beberapa penilaian tentang berapa banyak senjata nuklir yang berpotensi dibuat Iran, jika Iran memilih untuk melakukannya.
Iran akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk merakit, menguji, dan mengerahkan senjata apa pun, yang sejauh ini dikatakannya tidak ingin dilakukannya.
Badan intelijen AS juga menilai Iran tidak memiliki program senjata saat ini.
Sementara itu, Pemimpin Garda Revolusi paramiliter Iran tewas, demikian laporan televisi pemerintah Iran, dalam pukulan telak bagi teokrasi yang memerintah Teheran dan eskalasi langsung dari konflik yang telah lama membara di negara itu.
Seorang pembawa berita membacakan pernyataan yang mengatakan:
"Berita tentang pembunuhan dan kemartiran Jenderal Hossein Salami telah dikonfirmasi."
Pejabat tinggi Garda lainnya, serta dua ilmuwan nuklir, juga dikhawatirkan tewas.
Di sisi lain, para pemimpin Israel mengatakan serangan itu diperlukan untuk menangkal apa yang mereka gambarkan sebagai ancaman langsung bahwa Iran akan membuat bom nuklir, dan mereka memperingatkan tentang pembalasan yang dapat menargetkan warga sipil di Israel.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Serangan Israel ke Iran: PM Netanyahu Klaim Momen Bersejarah, Advokasi Kecam Keras

Di Washington, pemerintahan Donald Trump, sebelumnya memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan di tengah negosiasi yang terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan Israel mengambil "tindakan sepihak terhadap Iran" dan bahwa Israel memberi tahu AS bahwa mereka yakin serangan itu diperlukan untuk membela diri.
"Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan itu," kata Rubio dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih yang memperingatkan Iran agar tidak menargetkan kepentingan atau personel AS.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan bahwa negaranya melakukan serangan itu, tanpa mengatakan apa yang menjadi sasarannya.
"Setelah serangan pencegahan negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Katz "menandatangani perintah khusus yang menyatakan situasi darurat di garis depan."
“Sangat penting untuk mendengarkan instruksi dari komando dan otoritas garis depan untuk tetap berada di wilayah yang dilindungi,” katanya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.