Konflik Iran Vs Israel
Iran Konfirmasi Putaran ke-6 Perundingan Nuklir Resmi Batal: Hujan Rudal Buat Dialog Tak Ada Arti
Iran resmi batalkan putaran ke-6 perundingan nuklir dengan AS usai serangan Israel, sebut dialog tak berarti di bawah hujan rudal.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi pada Sabtu (14/6/2025) mengonfirmasi putaran keenam perundingan nuklir Iran–Amerika Serikat (AS) resmi dibatalkan.
Semula, negosiasi nuklir Iran-AS dijadwalkan berlangsung di Oman pada Minggu (15/6/2025).
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Araghchi menjawab tegas ketika ditanya soal kelanjutan dialog tersebut.
“Dapatkah kami memperoleh konfirmasi bahwa pembicaraan hari Minggu dibatalkan?” tanya reporter.
“Ya,” jawab Araghchi tanpa basa-basi.
Tak lama setelahnya, Oman sebagai tuan rumah perundingan turut menyatakan bahwa dialog “tidak akan terjadi.”
Dikutip dari Reuters, pemerintah Oman tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait batalnya perundingan nuklir ini.
Di satu sisi, Oman menggambarkan suasana diplomatik saat ini sebagai “sangat rapuh.”
Pejabat senior AS juga membenarkan pembatalan itu kepada Associated Press.
Akan tetapi Washington bersikukuh kalau Gedung Putih tetap berkomitmen pada jalur diplomasi.
“Kami masih berharap Iran kembali ke meja perundingan,” ujarnya.
Baca juga: Maskapai Dunia Panik! 20 Lebih Penerbangan Dihentikan usai Serangan Balasan Iran ke Israel
Harapan itu tampaknya pupus dihantam realitas baru di lapangan.
Iran Murka, Serangan Israel Dinilai Langgar Batas
Pembatalan perundingan ini terjadi hanya satu hari setelah Israel menggempur wilayah Iran dengan serangkaian serangan udara terbesar dalam satu dekade terakhir.
Operasi Rising Lion yang diluncurkan Tel Aviv menyasar fasilitas militer dan kompleks nuklir penting di Isfahan dan Natanz.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 78 orang, termasuk pejabat senior Iran Ali Shamkhani—mantan kepala Dewan Keamanan Nasional yang pernah memimpin tim negosiasi nuklir Iran.
Teheran menyebut serangan Israel sebagai aksi "biadab".
Iran juga menyalahkan Amerika Serikat karena membiarkan sekutunya bertindak sesuka hati.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, bahkan menyebut dialog dengan AS sebagai “tidak berarti” di tengah serangan udara yang terus terjadi.
“Jika Amerika mengklaim ingin berunding sambil membiarkan Israel mengebom kami, itu bukan negosiasi, itu penghinaan,” kata Baghaei dalam pernyataan resminya.
Ia juga menambahkan, “Israel tidak akan berani menyerang tanpa lampu hijau dari Washington.”
Hujan Rudal, Teheran Berkobar
Di tengah eskalasi ini, Iran membalas dengan meluncurkan drone dan rudal balistik ke berbagai wilayah Israel.
Serangan balasan Iran dilaporkan menewaskan sejumlah warga dan menghancurkan infrastruktur di Tel Aviv dan Yerusalem.
Israel mengklaim bahwa serangannya bertujuan menarget ilmuwan nuklir dan infrastruktur yang disebut-sebut sebagai “ancaman eksistensial.”
Baca juga: Bendera Merah Dikibarkan di Masjid Jamkaran Iran, Simbol Balas Dendam atas Serangan Brutal Israel
PM Netanyahu mengatakan operasi militer itu adalah “tindakan pencegahan yang sah".
Sementara Menteri Pertahanan Yoav Gallant melontarkan peringatan keras: “Jika Khamenei terus menembakkan rudal, Teheran akan terbakar.”
Titik Didih Konflik
Dengan pembatalan resmi putaran keenam perundingan nuklir, masa depan kesepakatan nuklir Iran kian suram.
Kedua belah pihak kini tampak lebih siap berperang ketimbang berunding.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.