Konflik Iran Vs Israel
Kapan Operasi Rising Lion Akan Berakhir? Begini Jawaban Dubes Israel Untuk PBB
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengaku belum tahu kapan operasi itu akan berakhir.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga hari ketiga Operasi Rising Lion yang dilancarkan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025), kedua negara dilaporkan masih melakukan serangan ke satu sama lain.
Juga dilaporkan, akibatnya kedua negara mengalami kerusakan infrastruktur penting hingga hilangnya nyawa dari masing-masing pihak.
Video-video yang beredar menampilkan raungan sirine yang mencekam diiringi ledakan-ledakan di langit dan di dataran.
Lalu, sampai kapan operasi tersebut akan berakhir?
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon dalam sebuah sesi tanya jawab dengan wartawan sebelum sidang darurat Dewan Keamanan PBB digelar pada Jumat (13/6/2025) lalu mengaku belum tahu kapan operasi itu akan berakhir.
Akan tetapi, ia mengatakan pihaknya telah memperingatkan warga Israel untuk bersiap menghadapi serangan dari Iran.
"Kami tidak tahu akan berapa lama waktu yang dibutuhkan (untuk Operasi Rising Lion). Tapi kami telah memperingatkan warga Israel untuk bersiap menghadapi serangan dari Iran," ungkap Danny dikutip dari Kanal Youtube United Nations pada Minggu (15/6/2025).
3 Target Operasi Rising Lion
Di muka sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/6/2025), Danny mengungkapkan secara gamblang bahwa misi dari operasi militer tersebut adalah melucuti program nuklir Iran, melenyapkan arsitek-arsitek teror dan agresi, serta memusnahkan kemampuan rezim untuk menghancurkan Israel yang telah berulang kali dijanjikan.
Operasi tersebut, kata dia, menargetkan tiga lapis ancaman.
"Pertama kami menyingkirkan tokoh-tokoh kunci militer dan nuklir Iran. Termasuk di antaranya Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mohammad Hussein Bagheri, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Hossein Salami, dan komandan Markas Pusat Khatam-al Anbiya Gholam Ali Rasyid," ungkapnya.
Baca juga: Netanyahu Sidak Lokasi Serangan Iran di Israel, Janji Terus Perang Sampai Ancaman Nuklir Hilang
Tokoh-tokoh tersebut, kata dia, selama ini mengarahkan pasukan militer Iran.
Mereka, sebut dia, mengkoordinasikan jaringan teror yang telah mengganggu wilayah Israel berpuluh-puluh tahun.
"Kedua, kami menghantam infrastruktur militer Iran khususnya kesatuan-kesatuan militer rudal ke permukaan," ungkapnya.
"Jet-jet tempur pasukan udara Israel yang diarahkan oleh intelijen yang akurat telah berhasil melakukan serangan ke kemampuan rudal rezim Iran. Lusinan peluncur rudal dalam fasilitas penyimpanan dan situs militer lainnya telah dihancurkan," lanjut dia.
Menurutnya, Iran telah meluncurkan bergelombang-gelombang rudal ke kota di Israel dan sengaja menargetkan masyarakat sipil.
Sehingga, pemusnahan sistem rudal tersebut menjadi kewajiban moral.
Senjata-senjata itu, kata Danny, mampu untuk menjangkau ribuan kilometer.
Dengan demikian, kata Danny, membiarkan senjata itu berada di tangan rezim radikal yang bercita-cita untuk menghapus Israel dari peta bukanlah pilihan.
Ia menyatakan pihaknya tidak akan ragu-ragu, mengalah, dan membiarkan warga Israel dalam bahaya.
"Ketiga, kami menyerang inti dari program nuklir. Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Natans. Fasilitas ini mampu beroperasi untuk tujuan militer," ucapnya.
"Intelijen mengkonfirmasi dalam beberapa hari Iran dapat memproduksi material yang cukup untuk sejumlah bom. Kami menyerang jantung dari upaya itu," ujarnya.
Danny mengklaim selama bertahun-tahun pemimpin-pemimpin Iran telah mendeklarasikan niatnya.
Ia juga menunjukkan sebuah foto di muka sidang.
"Ini adalah gambar di alun-alun utama Teheran. Di jalanan Teheran dipampang jam yang menghitung mundur, di foto ini tertulis dalam bahasa Arab yakni 8.411 hari. Hal itu menunjukkan saat di mana rezim akan menghancurkan Israel yang dibayar oleh pemerintah dan ditempatkan di alun-alun Teheran," ungkap Danny.
"Ancaman-ancaman ini telah menjadi bagian dari keseharian. Kami tidak akan mengabaikan ancaman-ancaman itu," pungkasnya.
Iran Akan Merespons Dengan Tegas
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dalam sidang yang sama menyatakan serangan Israel yang sembrono terhadap fasilitas nuklir tidak hanya melanggar prinsip fundamental hukum internasional.
Namun juga, lanjut dia, mengabaikan kesadaran bahwa kerusakan pada fasilitas-fasilitas tersebut dapat menyebabkan bencana radiologi yang tidak hanya berakibat pada Iran melainkan dapat menyebar ke wilayah lain.
"Republik Islam Iran menegaskan kembali haknya untuk membela diri sebagaimana tertuang dalam pasal 51 Piagam PBB. Iran akan merespons tindakan agresi ini dengan tegas dan proporsional," ungkap Amir.
"Tindakan kami bukan ancaman, tindakan kami alamiah, legal, dan konsekuensi dari serangan militer tidak berdasar. Balasan Iran akan tegas, sah, dan penting untuk mempertahankan kedaulatan kami serta menegakkan hukum internasional. Tidak boleh ada agresor yang bebas dari hukuman," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.