Konflik Iran Vs Israel
Irak Dihimpit Israel dan Iran: Tak Mau Terlibat tapi Sulit Menghindar dari Konflik Kawasan
Irak berusaha keras netral di tengah konflik Israel-Iran, tapi tekanan dari sekutu dan faksi lokal kian meningkat.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Di langit Irak, rudal dan drone Iran sempat berpapasan dengan pesawat tempur Israel.
Kondisi ini memaksa Baghdad mengambil langkah hati-hati untuk menghindari terseret dalam konflik bersenjata antara dua negara.
Posisi Irak sangat rumit: ia adalah sekutu dekat Iran, namun juga mitra strategis Amerika Serikat—pendukung utama Israel.
“Risiko eskalasi dan limpahan konflik ke Irak sangat besar,” kata analis politik Irak, Sajad Jiyad, kepada AFP.
“Warga Irak berhak merasa khawatir,” ujarnya.
Ketegangan meningkat sejak serangan mendadak Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran, Jumat (13/6/2025) lalu, yang menewaskan sejumlah komandan tinggi dan ilmuwan atom.
Sebagai respons, Iran melancarkan serangkaian serangan rudal ke wilayah Israel.
Irak Minta AS dan Iran Tahan Diri
Pemerintah Irak dilaporkan telah meminta Amerika agar mencegah pesawat tempur Israel menggunakan wilayah udaranya untuk menyerang Iran.
Di sisi lain, Iran juga diminta tidak melancarkan serangan terhadap pangkalan AS yang berada di wilayah Irak.
Menurut seorang pejabat keamanan senior Irak yang berbicara kepada AFP secara anonim, faksi-faksi pro-Iran di Irak saat ini bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga netralitas negara.
Baca juga: Mengenal Unit 8200, Intelijen Israel yang Situs Back-up Rahasianya Dikabarkan Hancur Diserang Iran
Namun, kemarahan kelompok-kelompok tersebut meningkat seiring dugaan bahwa AS telah mengizinkan Israel menggunakan wilayah udara Irak.
Kelompok Bersenjata Irak Ancam AS Jika Terlibat Langsung
Dikutip dari France24, kelompok bersenjata Kataeb Hizbullah menyatakan Iran tidak membutuhkan bantuan militer mereka.
Mereka memperingatkan bahwa jika AS terlibat langsung dalam perang, mereka akan menyerang kepentingan dan pangkalan AS di wilayah tersebut tanpa ragu.
Seorang pejabat AS mendesak Irak untuk melindungi misi diplomatik serta personel militer AS.
“Kami yakin Irak akan lebih stabil jika mandiri secara energi dan tidak terlalu bergantung pada Iran,” katanya kepada AFP.
Pejabat itu juga memperingatkan bahwa kelompok pro-Iran masih terlibat dalam aksi kekerasan dan destabilisasi.
Ancaman dari Irak Barat dan Pemilu yang Mendekat
Tamer Badawi, pakar kelompok bersenjata Irak, menyebut potensi keterlibatan milisi Irak akan meningkat jika Iran kesulitan menahan tekanan dari Israel.
“Selama ini, Iran menjaga sekutunya tetap siaga, tapi situasi bisa berubah cepat,” katanya.
Menurut Badawi, kelompok Irak yang didukung Iran masih memiliki kemampuan untuk menyerang Israel dari wilayah barat Irak menggunakan rudal.
Mereka juga bisa menargetkan kepentingan Amerika di Yordania.
Pemerintah Irak menegaskan fokus mereka adalah menjaga stabilitas yang baru saja pulih.
Negara itu sedang bersiap menghadapi pemilu legislatif pada November mendatang.
Baca juga: Setelah Klaim Bunuh Ali Shademani, Israel Ancam Gempur Target Sensitif Iran
Bagi kelompok bersenjata, pemilu adalah medan baru untuk mendapatkan pengaruh politik di parlemen.
"Kadang, pedang harus tetap berada di sarungnya. Tapi itu bukan berarti kami meninggalkan senjata," kata seorang komandan faksi kepada AFP.
Ia menegaskan, kelompoknya tidak akan membiarkan Iran “bertempur sendirian.”
Situasi Kawasan
Lalu, bagaimana dengan negara tetangga lainnya?
Negara tetangga Iran–Israel seperti Irak, Yordania, dan Turki kini berada di garis depan tekanan geopolitik.
Mereka berupaya menjaga netralitas lewat penutupan udara, penjagaan perbatasan, dan diplomasi aktif.
Ancaman merembetnya perang Iran vs Israel sangat nyata—terutama jika AS terlibat langsung atau milisi pro-Iran melancarkan aksi balasan.
Konflik militer antara Israel dan Iran kini merembet ke negara tetangga, menimbulkan risiko geopolitik yang serius.
Irak bergerak hati-hati
Irak kini berada di posisi sulit, sebagai sekutu Iran dan mitra strategis Amerika Serikat.
"Risiko eskalasi dan spillover di Irak sangat besar," kata analis politik Sajad Jiyad kepada AFP.
Pemerintah Baghdad telah meminta AS agar mencegah pesawat tempur Israel memakai udara mereka.
Mereka juga mendesak Iran untuk tidak menyerang pangkalan militer AS di wilayah Irak.
Kelompok pro-Iran marah
Kataeb Hizbullah menyatakan Iran tidak memerlukan dukungan mereka, tetapi siap menyerang jika AS ikut campur.
Seorang pejabat AS memperingatkan, kelompok bersenjata pro-Iran “terus melakukan kekerasan dan destabilisasi.”
Baca juga: Profil Ali Shadmani, Komandan Militer Tertinggi Iran yang Tewas dalam Serangan Israel
Beberapa pelajar Irak terjebak di Iran, memilih pulang lewat darat ke perbatasan Turki karena penerbangan ditutup, dikutip dari Arab News.
Yordania hadang rudal dan drone
Yordania mengaku telah mencegat rudal dan drone Iran yang melintas di wilayah udaranya menuju Israel.
Meski pesawat sipil ditutup, pemerintah Inggris masih menyatakan negara itu “umumnya aman”.
Video ledakan dan serpihan rudal mulai bermunculan, menimbulkan kecemasan di masyarakat .
Turki terima pengungsi Iran dan ajak damai
Turki telah mencatat peningkatan pengungsi Iran yang melintasi perbatasan untuk mencari perlindungan sementara, dikutip dari Ap News.
Presiden Erdogan menyebut konflik ini “ancaman nasional dan global” dan menawarkan diri sebagai mediator.
Meski menolak klaim tekanan besar di perbatasan, pemerintah mengakui ada peningkatan pendatang.
Serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran memicu gelombang balasan rudal Iran ke wilayah Israel, termasuk Tel Aviv.
Amerika Serikat menempatkan jet pengawal setelah memindahkan sebagian personil militer dari Irak.
Reaksi diplomatik dan geopolitik
Presiden Erdogan dan Putin mengutuk serangan Israel atas Iran dan menyerukan gencatan senjata segera, dikutip dari Reuters.
Jordania, Saudi, dan Uni Emirat Arab juga menyuarakan kekhawatiran, sembari menjaga netralitas diplomatik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.